Chapter 16. Psychopath (17+)

18.7K 1K 31
                                    

"Udah pulang Tan?"

"Udah bu," jawab Tania, melihat ibunya yang sedang sibuk memasak untuk makan malam di dapur.

"Mau dibantu?" tanya Tania.

"Gak usah, kamu mandi aja sana."

Tania mengangguk. Iapun masuk ke dalam kamarnya dan mulai melepaskan pakaiannya.

Sebelum masuk ke kamar mandi, Tania berbaring terlebih dahulu di atas kasurnya, hanya mengenakan celana dalam dan bra.

Tania menatap langit-langit. Seharusnya ia senang dan berbunga-bunga setelah pulang kencan dengan Fernando, namun kini ia jadi teringat lagi dengan kejadian di café yang melibatkan mantan kekasih laki-laki bernama Marcel.

Tania mengernyit. Ia masih belum paham apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Kenapa aura perempuan itu berubah begitu cepat? kenapa ia yang tadinya terlihat terpuruk, jadi terlihat begitu badai dan liar?

Dan juga, isi kertas yang perempuan itu titipkan pada Tania. Apa maksudnya?! Tania tak mengerti.

Tania mengusap wajah dan rambutnya dengan kedua tangan. Entah kenapa, selalu saja ada hal aneh dan menyusahkan semenjak ia bertemu dengan Marcel. Apakah laki-laki itu adalah pembawa sial?

"Apa kamu.. masih suka sama aku..?"

"Masih."

Tania menelan ludahnya. Ia memijat keningnya frustasi. Andai saja Marcel mengatakan bahwa dirinya sudah tidak menyukai Tania lagi, mungkin Tania tidak akan sepusing ini sekarang.

Kenapa? apa yang laki-laki itu lihat dari Tania?? jika mantannya secantik dan seseksi itu, lalu apa yang ia inginkan dari Tania??

"Hahh.." Lagi-lagi Tania menghela nafas.

Entahlah, besok Tania akan memberikan surat itu pada Marcel. Ia tidak perlu mempedulikan apapun. Tania tidak mau masuk ke dalam dunia Marcel yang menyeramkan.

***

Keesokan harinya di lapas.

Saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Para napi baru saja selesai makan. Mereka sedang menunggu giliran untuk diarahkan menuju lapangan dan melakukan pekerjaan susuai jadwal.

Tania berjalan menuju depan sel sembilan belas. Ia melihat Marcel yang sedang mengobrol bersama tiga napi lainnya di dalam.

Marcel menyadari Tania didepan, iapun berdiri dan berjalan mendekat.

"Kenapa?" tanya Marcel.

"Kemarin, aku dititipin ini sama seseorang," ucap Tania, memberikan lipatan kertas lewat celah jeruji besi.

"Siapa?" tanya Marcel mengernyit.

Tania menelan ludahnya. Ia ingin mengatakan mantan kekasih Marcel, namun takut Marcel mencurigainya, sebab tak seharusnya Tania mengenali siapa perempuan itu.

"Gaktau, cewek," jawab Tania akhirnya.

Marcelpun membuka kertas tersebut, dan membaca isinya.

Tania menelan ludah memperhatikan. Ia belum bisa melupakan isi kalimat yang tertera di kertas itu.

"Oh," ucap Marcel, setelah membacanya. Laki-laki itu kembali melipat kertasnya dengan santai. Ekspresi laki-laki itu sangat berbeda dengan Tania yang tercengang membacanya kemarin.

"A-apa isinya?" tanya Tania, berpura-pura tak tahu.

"Gak usah banyak tanya," sahut Marcel.

Tania menelan ludahnya. Andai saja Marcel tahu bahwa Tania sudah tahu.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now