Chapter 29. Can't Stop Thinking of You

10.8K 958 27
                                    

Saat ini di jalanan yang sepi, seorang gadis sedang menghentikan laju motornya.

Tania mengusap airmatanya yang mengalir. Ia behenti sesaat sebab kedua matanya terasa perih dan penglihatannya jadi buram karena bendungan air.

Tania kini sudah mulai bisa menenangkan dirinya. Ia mengambil nafas panjang-panjang agar dirinya lebih tenang lagi.

Gelisah serta gundah terus menyelimutinya, terutama setelah ciumannya dengan Marcel tadi.

Jantung Tania masih berdetak kencang tiap memikirkan laki-laki itu. Rasanya aneh dan tidak benar.

Tania menghela nafasnya pelan. Ia harus melanjutkan perjalanannya menuju panti. Ia sudah begitu lelah dan ingin beristirahat.

Setelah melanjutkan perjalanan motornya hingga ke wilayah yang sepi, Tania merasakan sesuatu yang aneh.

Lewat kaca spion, Tania melihat seorang pengendara motor yang melaju di belakangnya.

Jantung Tania sempat berdetak kencang, sebab yang terlintas di dalam pikiran Tania adalah Marcel. Mungkinkah laki-laki itu mengikutinya?

Namun pemikiran tersebut langsung terbantahkan setelah Tania menyadari bahwa pengendara motor itu tak sendirian. Ada dua orang dan keduanya terlihat asing di mata Tania.

Tania menelan ludahnya. Ia mulai panik.

Apa ini?? apa Tania diikuti? apa ia akan kembali dibegal??

Benar saja, motor tersebut tiba-tiba maju begitu kencang di samping Tania, kemudian menghadangnya di depan.

Tania refleks menarik rem dengan kuat, ia hampir saja menabrak dan terpental jika tak berpegangan dengan benar.

Tania kini mengatur nafasnya. Ia melihat dua orang itu yang turun dari motor mereka.

Tania panik. Ia tak tahu harus bagaimana.

"Turun."

Tania melihat salah satu dari dua orang itu yang menodongkan pisau ke arahnya.

Karena terlalu takut, Tania langsung turun dari motornya. Ia terus menatap ujung pisau tersebut yang ditodong ke arahnya.

Kenapa? kenapa ia lagi-lagi jadi korban pembegalan?

"Cewek cakep nih."

Begal tersebut berucap pada temannya setelah melihat Tania dari dekat.

"Sikat dulu gak?"

Tania yang sudah tak menaiki motornya kini hanya bisa terdiam dengan jantung yang berdetak kencang.

Kedua lutut Tania gemetaran, gadis itu kini terjatuh ke bawah. Ia berlutut dengan perasaan yang tak karuan.

"Ayo, lo ikut kita juga."

Tania takut. Ia menutup mulutnya dan tak bisa menggerakkan tubuhnya.

"Marcel.." gumam Tania sambil memejamkan matanya.

Ketika kedua begal tersebut menarik paksa tangan Tania, tiba-tiba ada sinar dari lampu sebuah motor yang menghampiri mereka.

Dua begal tersebut segera melepaskan tangan Tania dan panik seketika.

"Buru bawa motornya!"

Satu dari dua begal tersebut menaiki motor Tania, kemudian keduanya bergegas kabur dengan kencang.

Tania hanya terdiam di tempatnya. Ia terlalu shock. Ia juga begitu lelah. Jantungnya seperti tak sanggup lagi dihadapi hal-hal seperti ini.

Motor yang baru tiba kini sudah pergi lagi, begitu kencang seperti mengejar begal yang membawa pergi motor Tania.

I'm in Love with a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang