Chapter 68. Bring Your Lover, Marcel

4.6K 503 20
                                    

"Besok malem aku bakal dateng ke rumah mamaku, kita ketemu disana," bisik Marcel di telinga Tania.

"Mbak Tania?? tolong buka pintunya!"

Suara ibu kost kembali terdengar. Marcelpun segera melanjutkan pergerakannya, kemudian ia meminta Tania menutup jendela kamar beserta gordennya dengan rapat.

Tania menurut. Gadis itu langsung melakukannya setelah Marcel keluar. Ia juga menunggu beberapa saat, sebelum akhirnya membuka pintu kamar.

Tania akhirnya dapat melihat ibu kost yang sedari tadi mengetuk pintu. Ada seorang gadis juga yang berdiri di samping perempuan itu.

"Kenapa ya bu?" tanya Tania.

"Mbak Tania habis ngapain? kenapa pintunya lama banget dibuka?" tanya ibu kost tersebut.

Tania mengernyit mendengarnya. "Saya habis dari toilet bu, perut saya sakit, lagian ada apa ya bu? maaf saya sebenernya lagi gak pengen diganggu hari ini," ucap Tania dengan tegas, sebab dirinya mulai merasa tidak nyaman karena ibu kost yang begitu sering menghampirinya ke kamar.

Ucapan Tania membuat ibu kost itu menelan ludah, seperti tidak menyangka bahwa Tania akan berkata begitu.

"Ah, ini, si Laela bilang kalo dia curiga mbak Tania bawa laki-laki ke dalem kamar," ucap ibu kost sambil menunjuk gadis di sampingnya.

"Iya bu, saya sesekali denger suara laki-laki dari arah sini," tutur gadis bernama Laela.

"Boleh saya periksa dulu kamarnya?" tanya ibu kost tersebut.

Tania kini paham. Marcel sudah menduga hal ini akan terjadi, itulah kenapa ia memilih untuk pergi dan tak lagi bersembunyi.

Tania akhirnya membuka pintu kamarnya lebar-lebar, membiarkan dua perempuan itu masuk dan memeriksa kamarnya.

Kamar Tania sudah rapih sebab Tania sudah membuang dan merapikan semua bekas makannya dengan Marcel tadi.

Ibu kost mulai menyisir kamar mandi, lemari, bahkan kolong kasur Tania. Dan tentu saja, ia tak menemukan apapun disini.

"Gak ada," ucap ibu kost tersebut, menatap Laela yang berdiri di dekat Tania.

"T-tapi saya berani sumpah bu, saya denger suara laki-laki dari arah sini," ucap Laela, yang pernah tak sengaja lewat sini dan mendengar suara laki-laki.

Kini Taniapun berpikir. "Ah, suara laki-laki ya mbak?" tanyanya, diangguki Laela.

"Kayanya saya juga sering denger, suaranya agak samar gitu, gak jelas, kalo dugaan saya sih, emang ada penghuni laki-laki disini," ucap Tania.

Ibu kost dan Laela seketika saling menatap dan melotot. Keduanya terlihat panik dan ketakutan.

"Bukannya kalo ada begituan, lebih baik gak kita ganggu ya?" lanjut Tania sambil mengangkat alisnya.

"Y-yaudah, kami permisi mbak," ucap ibu kost tersebut, kemudian buru-buru keluar dari kamar. Laelapun mengikuti sambil lari terbirit-birit.

Sementara Tania menghela nafasnya kasar. Ia menutup pintu kamar dengan kesal. Karena mereka berdua, Tania jadi tidak bisa mendengarkan kelanjutan cerita Marcel!

"Hah.. sial.." ucap Tania, kemudian berbaring di atas kasurnya.

Sedikit lega ia rasakan, sebab meskipun harus kembali berpisah, setidaknya kali ini Marcel memberitahunya kapan dan dimana mereka bisa bertemu lagi.

Tania tersenyum geli karena sudah menyebut Marcel sebagai 'penghuni' disini, ia juga mengingat bagaimana ketakutannya dua perempuan tadi.

Andai saja mereka tahu bahwa laki-laki yang sudah menginap di dalam kamar Tania ini, lebih menyeramkan dibanding setan.

I'm in Love with a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang