Chapter 62. Milik Seseorang

4.2K 486 16
                                    

Ketika hendak masuk ke toilet perempuan, Tania tak sengaja berpapasan dengan seorang laki-laki di depannya.

"Sorry," ucap Tania, masih menunduk dan hendak berbelok sedikit melewati laki-laki itu.

"Tania?"

Namun suara itu seketika membuatnya berhenti. Tania mengangkat kepalanya, dan menengok ke arah seorang laki-laki yang barusan memanggilnya.

"Pak Angga?" sapa Tania, melihat seorang karyawan yang ia kenali berasal dari kantor yang sama, namun berbeda divisi dengannya.

Laki-laki bertubuh tinggi dan berpakaian rapih bernama Angga itu tersenyum. "Lagi disini juga? sama siapa?" tanyanya.

Tania menelan ludah dan segera mengusap airmatanya yang sudah sempat mengalir di pipi.

Angga sepertinya menyadari itu, namun tidak membahasnya, seolah tak melihat.

"Sama mbak Gita pak," ucap Tania.

"Eh, jangan panggil pak lah, saya gak terlalu jauh kok umurnya dari kamu," sahut Angga.

Tania tersenyum kecil. "Tapi kan pak Angga senior saya," ucapnya.

"Lah, mbak Gita juga senior kamu, kamu gak panggil dia ibu kan?"

"Hehehe, iya juga ya," jawab Tania, berusaha tersenyum dan menghilangkan rasa galau yang baru saja melandanya begitu besar.

"Panggil mas aja kaya yang lain, biar sayanya gak terkesan terlalu tua," ucap Angga.

"Oke mas Angga," jawab Tania.

Angga tersenyum geli mendengarnya. "Nurut banget kamu Tania," ucapnya.

"Yaudah kalo gitu, silahkan, maaf saya malah ngajak kamu ngobrol," ucap Angga, mengingat Tania hendak masuk ke dalam toilet perempuan yang sedang ia lewati.

"Iya, saya permisi mas," ucap Tania, berjalan melewati Angga.

Kini Tania sudah berada di dalam toilet. Ia datang kesini dengan tujuan meluapkan tangisannya, namun karena pertemuannya dengan Angga barusan, membuatnya jadi berhasil menahan tangisan itu.

Tania menatap dirinya di depan cermin. Ia memperhatikan wajahnya sendiri yang terlihat menyedihkan.

Helaan nafas panjang ia lakukan, sebab ia begitu lelah berpura-pura dirinya baik-baik saja. Ia lelah menjalani hari seolah tidak ada beban di pundaknya yang begitu berat dan membuatnya hampir gila.

Ini sudah satu bulan terlewat sejak terakhi kali Tania bertemu Marcel. Satu bulan juga setelah Marcel mengatakan bahwa perpisahan ini hanya bersifat sementara, dan berjanji akan menyelesaikan permasalahan Selena dengan cepat.

Kemana laki-laki itu sekarang? kenapa belum muncul juga? apakah ia tak merindukan Tania, sebagaimana Tania merindukannya?

***

Setelah beberapa saat berbicara dengan dirinya sendiri di dalam hati, Tania akhirnya keluar dari kamar mandi dan kembali ke salah satu meja.

"Lama amat Tan?" tanya Gita, senior Tania di kantor barunya.

"Ah, iya mbak, sorry, tadi ketemu pak Angga," ucap Tania sembari duduk di depan Gita.

"Maksudnya mas Angga," ulang Tania, mengingat dirinya tak boleh lagi memanggil laki-laki itu dengan julukan pak.

"Angga?? Angga divisi sebelah kita??"

Tania mengangguk. Ia mengernyit melihat wajah Gita yang begitu tersentak. "Kenapa mbak?"

"Itu dia Tan! cowok yang aku maksud tadi!" ucap Gita, bersemangat namun dengan cara berbisik pada Tania.

"M-maksudnya? cowok tadi apaan?" tanya Tania bingung.

I'm in Love with a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang