Chapter 47. Gundah dan Gelisah

7.4K 627 28
                                    

Brak!!

Prang!

Malam itu di layar CCTV, terlihat jelas seorang laki-laki baru saja membobol sebuah kantor yang letaknya dirahasiakan. Entah bagaimana ia bisa sampai, namun jendela kaca kantor tersebut kini sudah pecah karena ulahnya.

Dua orang penjaga yang berada di ruang CCTV langsung bergerak, dengan senjata di tangan mereka.

Namun ketika sampai dan hendak mengarahkan padanya, laki-laki itu sudah tidak terlihat. Merekapun menatap sekeliling, mencari.

BUGH!!

Dari belakang salah satu penjaga itu, laki-laki tadi melakukan penyerangan. Ia menendang begitu kuat hingga penjaga tersebut terlempar.

Bunyi senjata api mulai terdengar ketika penjaga lainnya mulai menyerang, mengarahkan tembakan ke laki-laki tersebut.

Namun anehnya, tak ada satupun yang terkena.

Bugh!!

Satu pukulan lagi melayang, berayun dari bawah ke atas, mengenai dagu penjaga yang sempat merasa aman karena memegang senjata.

Kini senjata itupun terlempar bebas, dan laki-laki tadi langsung mengambilnya.

Hanya butuh beberapa menit hingga situasi berbalik.

Kini, kedua penjaga yang tersungkur di lantai itu tak lagi memegang senjata di tangan mereka. Melainkan laki-laki yang membobol kantor ini. Ia memegang dua pistol tersebut dan mengarahakannya ke mereka berdua.

Marcel tersenyum. Ternyata misi keduanya hari ini, lebih mudah dari yang ia bayangkan.

"Gua butuh kunci ruangan bos kalian, serahin sekarang atau mati."

Kedua penjaga tersebut terlihat panik. Tubuh mereka sulit bergerak karena Marcel yang mengarahkan pistol tepat ke kepala mereka.

Akhirnya, keduanyapun mulai bangkit sambil mengangkat tangan. Mereka saling menatap, seolah berdiskusi apakah akan memberikannya atau tidak.

Dor!!

Suara tembakanpun terdengar, membuat mereka tersentak.

Marcel menembak ke arah langit-langit kantor, membuat atap itu seketika bolong dan retak.

"Sekarang, bangs*t," ucap Marcel, menatap mereka berdua dengan tajam.

"I-iya!" ucap salah satu penjaga tersebut, panik. Ia akhirnya mendekat dan mengeluarkan kunci di tangannya, dan memberikannya pada Marcel.

Marcelpun menerimanya. "Sekarang kalian berdua pergi, atau gua tembak di kaki," ucap Marcel, mengarahkan pistolnya ke kaki mereka.

Kedua penjaga tersebut langsung berlari dengan kencang, keluar dari bangunan kantor yang tersembunyi ini.

Marcelpun langsung bergegas naik, ke ruangan di lantai dua yang sudah ia ketahui letaknya. Pintunya terbuat dari besi, itulah kenapa ia tidak bisa mendobraknya dan membutuhkan kunci ini.

Setelah pintu terbuka, Marcel langsung masuk dan mengarahkan pistolnya ke depan. Ia harus berjaga dan memastikan tak ada orang di dalam.

Kini Marcelpun langsung melihat ke arah meja. Ia mulai mencari dokumen yang dibutuhkan orang yang sudah memesan jasanya malam ini.

Setelah menemukannya, Marcelpun mengambilnya, namun ia harus memastikan sekali lagi.

Hingga tiba-tiba, terdengar suara dari luar. Suara langkah kaki yang terdengar cukup banyak. Kira-kira delapan orang, batin Marcel.

Marcel tentu saja bisa menjatuhkan mereka semua. Akan tetapi..

Marcel melihat ke arah jam dinding. Ini sudah pukul tiga pagi. Ia sudah bekerja selama tiga jam, menggunakan kekuatannya sejak tengah malam tadi.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now