Chapter 45. She's Cheating?

6.4K 667 33
                                    

"Gak usah basa basi, langsung ke inti aja, apa yang kak Nando mau dari aku?" ucap Tania segera.

Fernando yang mendengar itu tersenyum. Sepertinya, Tania sudah tidak sabar menunggunya berucap.

"Oke kalau gitu."

"Aku gak minta yang aneh-aneh kok, Tania," ucap Fernando, melipat kedua tangannya di atas meja, dan tersenyum.

"Kalo kamu mau aku tutup mulut ke orangtuamu, aku cuma minta kamu untuk nurutin semua permintaanku, dan lakuin apapun yang aku suruh."

Kedua mata Tania membulat. Ia menatap laki-laki di depannya yang berucap dengan mudahnya.

"Hah?" ucap Tania, tak percaya. Gadis itu kini menatap Fernando dengan tajam.

"Apa yang bikin kak Nando berpikir kalo aku bakal mau? apa kak Nando kira aku ini bodoh??"

"Apa maksud kamu?" tanya Fernando.

"Kak Nando pasti bakal pake kesempatan itu untuk ngelakuin hal-hal jahat ke aku! apa kak Nando pikir aku bakal diem aja??" ucap Tania.

"Hal jahat? hal jahat apa Tania? ngebunuh orang?"

Kedua mata Tania seketika membulat. Tania menatap Fernando tak percaya.

Fernando tersenyum kecil. "Kamu gak usah sebut-sebut hal jahat ke aku, seolah kamu sekarang lagi gak punya hubungan spesial sama seorang pembunuh, penjahat kelas kakap," tuturnya.

Kini Tania tak bisa berucap. Gadis itu mengatup mulutnya dan berusaha mengatur nafas yang terengah-engah.

"Aku anggap kamu setuju sama perjanjian ini, Tania, aku gak akan kasih tau orangtuamu soal Marcel, dan kamu harus ikutin semua ucapan aku, oke?"

Tania masih belum berucap. Ia tidak menjawab Fernando sebab ia masih tak percaya laki-laki di depannya ini tidak hanya sekedar ikut campur dalam hidup Tania, namun juga berusaha mengendalikannya.

"Yaudah kalo gitu, kamu pulang gih, capek kan habis kerja?"

Akhirnya kini Fernando berdiri. Senyuman terus tersungging di bibirnya. Ia berjalan meninggalkan Tania yang saat ini masih terdiam membeku di tempatnya.

***

Hari sudah mulai gelap. Saat ini, Tania baru saja sampai di rumahnya. Ia masuk ke dalam dan langsung disambut oleh sang ibu yang sedang duduk sembari memotong-motong sayuran di meja makan.

Tania terdiam sesaat. Ia memperhatikan ibunya dengan seksama.

"Udah pulang Tan?" ucap Rani, sembari melakukan pekerjaannya.

"Ibu kok motong sayur disini?" tanya Tania.

"Iya, pinggang ibu lagi pegel banget, jadi motongin disini aja sambil duduk," jelas Rani yang diangguki Tania.

Rani menatap ke arah Tania. "Ibu kayanya udah makin tua ya Tan," ucapnya tersenyum.

Tania merasakan jantungnya yang berdetak kencang. Ia menggeleng.

"Ibu belum tua kok," jawab Tania.

Rani tersenyum geli, mengira Tania hanya berusaha menghiburnya. Sementara Tania tak tersenyum sama sekali. Perasaan Tania benar-benar tak karuan.

Tanpa bisa ia tahan, air mata Tania mulai berjatuhan.

"Loh? kok nangis Tan??" tanya Rani tersentak.

Rani langsung berdiri dan menghampiri Tania. Ia menatap Tania dengan wajah khawatir.

"Kenapa nak??"

Tania segera mengusap airmatanya. Ia membalas tatapan ibunya dengan senyuman kecil di bibirnya.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now