Chapter 34. Maybe I like You too..?

9.5K 902 44
                                    

"Tania?"

Saat ini, seorang gadis baru saja tiba di dalam ruang rawat rumah sakit yang jadi tujuannya. Ia masuk dan melihat seorang laki-laki yang berbaring di atas kasur.

Laki-laki itu adalah Fernando, ia segera bangkit ketika melihat Tania masuk ke dalam ruang rawatnya.

"Kamu kesini?" tanya Fernando tersentak.

Tania mengangguk. "Emangnya tante Susan gak bilang?" tanya Tania.

Fernando menggeleng, sementara Tania kini berjalan lebih dekat ke arah kasur Fernando. Ia membawa tentengan buah di tangannya.

"Tadi pagi tante nelfon aku, nyuruh aku dateng kesini," jelas Tania, agar Fernando tidak salah sangka.

Tania kini duduk di bangku yang ada di samping kasur pasien. Ia meletakkan tentengannya di atas nakas dan kemudian menatap Fernando yang juga menatapnya.

Keduanya sama-sama terdiam selama beberapa saat. Kini pandangan Tania beralih pada lengan Fernando yang diperban, serta dahinya.

"Lukanya parah?" tanya Tania.

"Lumayan," jawab Fernando.

"Tapi kak Nando bisa jalan?"

"Bisa," jawab laki-laki itu, ia kini memghela nafasnya kasar.

"Semua ini gara-gara kamu, Tania."

Tania yang mendengar itu tersentak. Ia datang kesini untuk menjenguk laki-laki ini, namun Fernando malah menyalahkannya?

"Kalo aja kamu gak bikin aku cemburu semalem, ini pasti gak terjadi," ucap Fernando.

Tania hanya sanggup terdiam. Ia benar-benar tak mengerti lagi jalan pikiran laki-laki ini.

"Iya Tania, aku cemburu liat kamu sama cowok lain semalem, aku jadi kepikiran terus, jadi gak bisa fokus," ucap Fernando, menunjukkan wajahnya yang frustasi.

Tania yang mendengar itu tersenyum. "Kalo liat mantan deket sama cowok lain aja kak Nando se frustasi itu, gimana aku yang liat kak Nando selingkuh?"

"Berapa kali aku bilang aku gak pernah bener-bener niat selingkuh, apa kamu gak bisa ngertiin kondisi aku?" sahut Fernando segera.

Tania mengernyit. Apakah laki-laki ini sudah gila? batinnya.

"Udah ah, aku gak mau debat disini, aku bawain buah untuk kak Nando, mau dikupasin gak?" tanya Tania.

Fernando tak menjawab. Laki-laki itu menghela nagfasnya panjang kemudian kembali berbaring di atas kasur pasien.

Sementara Tania akhirnya meraih sebuah pisau kecil yang ada di atas nakas. Ia mengambil satu buah apel dan mulai mengupasnya dengan hati-hati.

Setelah selesai, Taniapun memberikan buah yang sudah ia kupas dan potong pada Fernando.

"Nih," ucap Tania.

Fernando sesaat tak merespon. Laki-laki itu bahkan tak menatap Tania di sampingnya.

"Mau gak?" tanya Tania.

Fernando akhirnya menggerakkan tangannya, namun bukannya menerima buah itu, ia malah menarik tangan Tania dan mendekatkannya ke wajahnya.

Fernando mengecup tangan Tania dengan lembut, membuat gadis itu tersentak.

Spontan Tania segera melepaskan. Ia menatap Fernando dengan kesal. "Apa-apaan sih?" ucapnya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka. Keduanya melihat Susan yang masuk ke dalam.

"Tania jadi dateng ternyata?" ucap Susan.

Tania berusaha menyungginggkan senyumannya. "Jadi tante," jawabnya.

I'm in Love with a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang