Chapter 9. Pria Terlicik

13K 1.1K 62
                                    

"Kak Nando..?" Tania berucap ketika melihat kekasihnya yang berjalan melewatinya.

Fernando terlihat tersentak, begitupula perempuan yang berada di sampingnya.

"Tania??"

Tania sontak menatap ke arah perempuan di samping Fernando. "Itu siapa? kak Nando ngapain jalan sama cewek lain?" tanyanya.

Fernando menelan ludah. "Tenang, jangan salah paham dulu."

"Jangan salah paham gimana?? jelas-jelas kak Nando boncengan sama dia," ucap Tania, mulai marah.

"Iya, ini Nafa, temen sekantor aku," ucap Fernando.

"Aku tau kok dia temen sekantor kak Nando, orang kalian pergi ke Bandung duduknya sampingan," ucap Tania.

Fernando yang mendengar itu tercengang. "Apa maksud kamu Tania? kenapa kamu gakmau dengerin penjelasan aku dulu?"

"Penjelasan apa? coba penjelasan apa yang bisa kak Nando kasih? kalian dateng kesini buat kerja?? hah??"

Perempuan di samping Fernando sedari tadi hanya terdiam. Ia mulai menyadari banyak mata yang menatap ke arah mereka.

"Tania."

Tania tak mau mendengarkan lagi. Ia hendak berjalana ke arah motornya dan pergi meninggalkan mereka.

Tapi Fernando tak membiarkan. Ia menarik Tania dan mencengkram pergelangan tangan gadis itu dengan kasar.

"Denger dulu, jangan main ambil kesimpulan," ucap Fernando.

"Lepas!" ucap Tania berusaha melepaskan tangan Fernando.

"Tania!"

"Lepas!"

"Ekhem."

Seketika, Tania dan Fernando menengok. Keduanya melihat seorang laki-laki yang menghampiri dan berdiri di dekat mereka.

Tania membelalak. Kenapa Marcel memunculkan dirinya?? bukankah Tania sudah mengatakan agar laki-laki ini bersembunyi??

Marcel terlihat santai. Ia tersenyum menatap Fernando.

"Sorry ganggu, tapi mas ini lagi ngapain ya?" tanya Marcel, melihat ke arah tangan Fernando yang mencengkram pergelangan tangan Tania.

"Apa? gak usah ikut campur, ini urusan kami," sahut Fernando.

"Hmm.. iya sih urusan kalian, tapi ada hubungannya sama gua juga."

Fernando mengernyit. "Hah?" ucapnya, tak paham.

Marcel yang tersenyum kini berjalan ke depan pasangan itu. Begitu dekat hingga Fernando dan Tania dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Marcel tak hanya menatap Fernando dengan tajam, namun juga Tania.

"Gua paling gak suka ngeliat keributan, apalagi kalo yang ribut itu pasangan, bawaannya pengen gua tendang dua-duanya," ucap Marcel pelan.

Fernando yang mendengar itu sesaat mengernyit, namun ia melihat keseriusan di wajah Marcel.

Sementara Tania menelan ludahnya. Tania pikir Marcel ingin menyelamatkannya layaknya karakter utama di film-film romantis, ternyata ia juga ingin menendang Tania? dasar gila.

Kini Fernando melonggarkan cengkramannya di tangan Tania. Ia menyadari laki-laki yang berdiri di hadapan mereka ini bukanlah laki-laki biasa. Ia terlihat seperti preman yang sering membuat onar.

Taniapun segera melepas tangan Fernando sepenuhnya. Ia langsung berjalan ke arah motornya.

"Tania," panggil Fernando.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now