Chapter 69. Menjemput Malapetaka

4.5K 445 21
                                    

Oke kita akhirnya masuk konflik puncak 🥲 ini cerita panjang bgt terus paling rumit diantara yg lain, semoga kalian ga bosen yaa 🫶🏻

***

Chapter 69. Menjemput Malapetaka

"Jangan sembunyiin cewek lo lagi dari gua, bawa dia ke hadapan gua, gua pengen tau dia siapa, gua pengen liat muka dia secara langsung."

"Dan setelah itu, gua janji gak akan pernah gangguin hidup kalian lagi."

Saat ini di dalam ruang tengah, Tania dan Marcel masih duduk di tempat yang sama. Keduanya sama-sama merenung, setelah beberapa saat yang lalu, Marcel menceritakan tentang pertemuannya dengan Selena.

Tania menelan ludah memikirkannya. Selena ingin bertemu dengannya, dan berjanji tidak akan menganggu mereka lagi setelah itu?

Kini Tania melirik ke arah Marcel di depannya. Sama sepertinya, Marcel juga merenung, membuat suasana hening tercipta diantara mereka.

Apakah Marcel juga sedang memikirkan kemungkinan, yang bisa mereka ambil dari semua ini?

"Marcel?"

Suara Tania akhirnya memecah keheningan, membuat Marcel menengok padanya.

"Hm?" sahut Marcel.

"Kamu mikirin apa?" tanya Tania.

"Mikirin gimana caranya nyingkirin Selena, akhir-akhir ini cuma itu doang yang aku pikirin," jawab Marcel.

Tania mengangguk-angguk. Kini, iapun mendekatkan posisi duduknya hingga berada tepat di samping Marcel.

"Mungkin kita coba aja dulu Marcel? mungkin ini juga cara yang bisa kita ambil?"

"Cara apa?" tanya Marcel.

"I-itu yang tadi kamu ceritain," jawab Tania dengan ragu, takut pada reaksi Marcel.

"Ceritain?" ucap Marcel lagi, masih terlihat tidak paham.

"Kan katanya, Selena janji gak bakal gangguin kita lagi, jadi gimana kalo kamu temuin aja dulu aku sama dia biar-"

"Hah?"

Seketika, ekspresi Marcel berubah. Tatapannya yang tenang berubah tajam pada Tania, membuat gadis itu tak melanjutkan ucapannya.

"Kamu bodoh?" tanya Marcel, sementara Tania menelan ludah.

"Kamu percaya sama ucapan Selena?" tanya Marcel lagi, mendekatkan wajahnya menatap Tania dengan seksama.

"A-aku gak tau, tapi mungkin bisa dicoba-"

"Tania." Marcel kembali membuat Tania bungkam. Keduanya saling menatap.

Jantung Tania berdetak kencang karena ekspresi wajah Marcel yang tak bersahabat padanya.

Tania kini hanya bisa terdiam, menyadari betapa tidak setujunya Marcel akan ucapannya.

"Jangan lanjutin pemikiran itu," ucap Marcel dengan tegas.

"Ya habis gimana lagi? kita punya jalan apa lagi selain ini Marcel?" sahut Tania.

"Ini bukan jalan, Tania, ini jebakan, kamu jangan terlalu naif nanggepinnya, masalah kita ini gak akan bisa selesai kalo kamu-"

Seketika Marcel terdiam, menyadari nada suaranya yang naik ketika berucap.

Kini ia menatap ekspresi Tania. Gadis itu terlihat tersentak karena bentakannya. Kedua matanya juga terlihat menahan tangisan.

"Tania, aku gak bermaksud-"

Debarang jantung Tania sudah terlanjur kencang karena ucapan Marcel berusan. Tania mengatur nafasnya, dan menahan tangisan yang tiba-tiba ingin keluar. Iapun segera berdiri dari sofa.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now