Chapter 4. Sudah Punya Istri??

16.3K 1.1K 34
                                    

"Jambret!!"

Tania berlari dengan kencang. Ia berlari seolah hidupnya akan berakhir jika ia tak mempercepat larinya. Hal tersebut bisa benar-benar terjadi sebab saat ini, keamanan hidup Tania sedang dicuri oleh seseorang.

Jika Tania benar-benar kehilangan ATM itu, ia tidak tahu lagi apa yang akan Marcel lakukan padanya. Mungkin esok hari, yang tersisa hanya nama Tania saja.

Tania melihat dua orang pencuri yang sedang ia kejar berlari memasuki sebuah gang, Taniapun segera mengikuti meskipun ia sudah begitu ngos-ngosan.

Tania berlari kencang memasuki gang tersebut, langkahnya seketika berhenti ketika ia menyadari bahwa gang tersebut adalah gang buntu.

Tania melihat dua orang jambret yang kini berada di ujung gang. Mereka terdiam disana, tak memiliki jalan keluar. Hal tersebut membuat Tania tersenyum sambil terengah-engah. Sepertinya mereka tak bisa kabur lagi.

Baru saja Tania merasa bahwa dirinya sudah menang, dua jambret itu mengeluarkan pisau di tangan mereka.

Tania menelan ludahnya. Kenapa ia bisa berpikir bahwa dirinya sudah menang?

"Mbak diem di tempat, atau piso ini nancep di perut," ancam maling tersebut.

Tania menelan ludahnya. Perlahan ia menaikkan dua tangannya ke atas, seolah menandakan diriya tak akan bergerak.

Kedua maling tersebut hendak berjalan pergi melewati Tania, namun tersentak ketika Tania tiba-tiba bergerak.

"Mas jambret! saya mohon! kembaliin ATM nya!"

Saat ini, Tania sudah berada di bawah. Ia berlutut dan memohon kepada dua pencuri itu dengan wajah minta dikasihani. Kedua telapak tangan Tania ia tempelkan di depan wajah. Ia berusaha membuat dua laki-laki itu merasa kasihan padanya.

"Mas itu ATM majikan saya! kalo dicuri nanti saya bisa dituntut! tolong! saya kasih uang deh, tapi ATM nya jangan diambil!" ucap Tania, terus memohon.

Kedua maling itu sempat saling menatap, namun keduanya kini berdecak kesal.

"Ck, emangnya kita peduli??"

Kedua pencuri itu hendak berjalan pergi melewati Tania, namun Tania kembali berteriak membuat keduanya terdiam.

"Mas jambret! saya mohon.. please.. Marcel bisa bunuh saya kalo ATMnya ilang.." ucap Tania, sambil pura-pura menangis.

Tania mengusap airmatanya yang tidak ada. Ia menggunakan otot wajahnya agar terlihat menyedihkan di hadapan dua jambret itu.

"Huhu.. saya mohon-"

"Eh?"

Tania mengernyit. Ia melihat kartu ATM milik Marcel yang dilempar ke arahnya, dan jatuh ke pangkuannya.

Pandangan Tania kini naik. Ia melihat dua orang maling itu yang tiba-tiba berlari dengan kencang menjauh darinya.

Tania mengernyit bingung. "Kok kabur..?" gumamnya.

Mungkinkah mereka kasihan melihat Tania yang menangis tersedu-sedu?? batin gadis itu.

Persetan. Tania tidak peduli apapun alasan mereka kabur. Ia langung mengambil kartu ATM itu dan memasukannya ke dalam tas.

Jantung Tania hampir copot berpikir bahwa ia akan kehilangan nyawanya esok hari. Tapi sepertinya keberuntungan masih berpihak padanya.

Akhirnya dengan lemas dan ngos-ngosan setelah berlari dan berakting, Taniapun bergegas kembali ke depan komplek yang hendak ia datangi. Ia akan membeli makanan dari restoran yang ada di dekat sana, sebelum akhirnya menuju ke alamat rumah.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now