217 - Hati

393 89 21
                                    

.

.

Bersihkan hati. Sebab cahaya tidak masuk ke tempat yang kotor.

~ Risalatul Al Mu'awwanah, Imam Al Haddad

.

.

***

"Lho?? Yunan ada di TV? Siaran langsung dari istana negara! Kok dia gak bilang-bilang??"

Seruan syok Dana di depan televisi malam itu, membuat semua orang yang baru usai makan malam, segera berkerumun di ruang duduk.

Raesha berdiri di belakang sofa. Kesal dengan debaran jantungnya saat melihat Kak Yunan berjalan menaiki panggung, mengenakan gamis, jubah dan sorban serba putih.

Nama 'Syeikh Yunan Lham' muncul di bagian bawah layar televisi. Di bawah nama, tercantum status 'pendakwah'.

"Heh?? Sejak kapan Yunan jadi 'Syeikh'?" tanya Dana dengan alis berkerut.

"Aku juga gak tahu, Yah. Waktu salat jenazah Syeikh Abdullah, seorang Ustaz bernama Zhafran memanggil Yunan dengan sebutan 'Syeikh'. Katanya, Syeikh Abdullah memintanya memanggil Yunan dengan sebutan 'Syeikh'," jelas Yoga yang duduk di samping Dana.

Erika tiba-tiba meneteskan air mata.

"Lho?? Kenapa kamu?" tanya Yoga pada istrinya.

"Aku terharu lihat Yunan sekarang," kata Erika yang sibuk menyeka air mata. Yoga mengusap punggung istrinya. Erika mengenal Yunan sejak usia Yunan sembilan tahun. Bisa dipahami, melihat Yunan yang sekarang sudah menjadi ulama, pastinya perasaan Erika campir aduk.

“Allaahumma sholli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammadin miftaahi baabi rohmatillaah ‘adada maa fii ‘ilmillaah sholaatan wa salaaman daa imaini bidawaami mulkillaah, wa'ala alihi wa shohbihi wa man walah. Amma ba'du."

(Ya Allah berilah rahmat dan salam kepada pemimpin kami Nabi Muhammad serta para keluarga beliau, beliau adalah kunci rahmat Allah, rahmat serta salam sebanyak sesuatu yang berada dalam pengetahuan Allah, rahmat serta salam yang selamanya tercurah dengan kesenantiasaan kerajaan Allah, dan kepada keturunannya, para sahabatnya dan para pengikutnya. Adapun selanjutnya ... )

Yunan membuka dengan kalimat mukadimah sebelum memulai ceramah. Lalu mengucapkan terima kasih atas undangan Presiden.

"Rasulullah yang wajahnya paling tampan, suaranya paling indah, aromanya paling harum, disukai semua orang, Allah nyatakan, 'Kalau engkau berhati kasar, kaku, berucap kata-kata kasar, orang bakal kabur menjauhimu'.

Di dalam medan pertempuran, tatkala berjihad, banyak sahabat terbunuh dan terluka. Datang seseorang kepada Nabi. 'Teman-teman kita banyak yang terluka. Sumpahi mereka. Kutuk orang-orang yang memerangi kita'.
Nabi menjawab, 'saya diutus oleh Allah, bukan sebagai tukang caci maki, bukan sebagai tukang laknat. Itu bukan saya. Aku diutus Allah untuk rahmat, kasih sayang bagi alam semesta'.

Nabi dalam amar ma'ruf nahi munkar, tidak pernah mencaci, tidak pernah memaki. Tidak pernah menghakimi apa yang ada dalam hati orang lain, atau menganggap orang tertentu sial selama-lamanya.

Tujuan setan adalah memasukkan manusia ke dalam neraka, sebanyak mungkin. Jadi kalau ada orang yang menginginkan orang lain masuk neraka, berarti tujuannya dan tujuan setan adalah sama. Malah bisa jadi, orang tersebut lebih hebat dari setan. Kalau setan, untuk memasukkan seseorang ke dalam neraka, memerlukan proses yang panjang. Orang salat bertahun-tahun, oleh setan dibikin tidak ikhlas, dibikin riya, ujub, dibikin makan makanan yang tidak baik, hingga di akhir hayatnya, orang tersebut akhirnya masuk neraka. Tapi manusia yang menginginkan seseorang masuk neraka, bisa jadi dalam sekejap memasukkan orang lain ke neraka."

ANXI EXTENDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang