349 - Dua Bulan

239 76 6
                                    

.

.

Plis, Pak Pol. Ini sudah dua bulan. Masa' nangkep penjahat kelas teri aja, gak bisa-bisa?? #menolaklupakasuspembunuhanOppaIlyasa

.

.

***

"A-Aku???"

Elaine nyaris menjerit di hadapan umminya. Sore ini ba'da Ashar, Arisa datang ke kediaman Danadyaksa, ditemani Raihan. Ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh umminya, berdua saja dengan Elaine.

"Kenapa gak aku aja yang ke sana, Ummi? Setelah sekolah selesai, aku akan mampir," respon Elaine kemarin, setelah mendengar dirinya akan dikunjungi oleh umminya.

"Gak usah. Kamu di sana aja. Biar nanti Ummi yang ke sana. Kita bicara di kamarmu. Kalau di sini, agak susah mau bicara berdua," balas Arisa.

Elaine manut. Ia paham. Umminya bahkan sekamar dengan Tante Raesha. Dan Kak Raihan sekamar dengan Ismail dan Ishaq. Tadinya sebelum Om Ilyasa meninggal, Om Ilyasa sempat berencana ingin menambah satu kamar lagi untuk Ismail, agar kedua putranya punya kamar masing-masing. Namun belum sempat rencana itu terlaksana, takdir kematian mendahului rencana itu.  

Akhirnya Arisa dan Raihan datang sore hari. Raihan sedang duduk-duduk di kursi taman. Dia paham Arisa ingin bicara berdua saja dengan Elaine.

"Aku?? Jadi pemilik hotel bintang lima??" seru Elaine syok.

"Benar. Ini ide Abimu. Dengarkan dulu baik-baik. Tapi tentunya bukan sekarang, Elaine. Ada banyak hal yang perlu disiapkan. Sambil menunggu semuanya siap, kamu perlu mempelajari dasar-dasar bisnis dan manajemen. Maka, kamu akan kami panggilkan tutor untuk mengajarimu tentang semua itu."

"Tutor?" gumam Elaine dengan mata menyipit. Tutor tentang bisnis? Yang ada di kepala Elaine adalah seseorang, tapi seseorang itu tidak mungkin menjadi tutornya, karena dia sibuk menjadi C.E.O.

"Ehm. Tutornya perempuan, dan jelas bukan seorang C.E.O," tegas Arisa dengan sorot mata tajam.

"A-Aku gak komentar apa-apa!" kilah Elaine.

Umminya menatap datar. Biar gak komentar apa-apa, semua terlihat jelas di mata Elaine.

"Tutor itu akan mengajarimu dasar-dasar ekonomi Islam yang sesuai syari'at. Begitu Ummi sudah temukan orangnya, kamu akan memulai kursusmu segera. Nanti dia akan mengunjungimu di rumah ini. Kamu paham, Elaine?"

Elaine mengangguk sambil menelan saliva. Ini serius? Dia akan jadi pemilik hotel bintang lima yang berbasis syari'at? Hotelnya di Jakarta. Itu artinya, dia tidak akan disuruh pulang ke tempat suluk??

"Kamu kelihatan senang," komentar Arisa dengan senyum miring.

"M-Masa'? Aku ngerasa biasa aja, Ummi!" kilah Elaine dengan rona malu di mukanya.

Arisa menghela napas. Dia tak bisa berkutik, kalau suaminya sudah mengambil keputusan. Pada akhirnya, yang bisa dia lakukan adalah mendo'akan agar Elaine selalu berada dalam lindungan Allah. Berharap Allah menjaga kehormatan Elaine sebagai muslimah, meski ia tinggal jauh darinya, nanti kalau dirinya dan Raihan sudah kembali ke tempat suluk.

"Kamu perlu Ummi jelaskan mengenai rencana Abimu. Jadi begini. Abimu dihibahkan tanah dua hektar di Jakarta Barat. Selain tanah, juga ada sejumlah uang, tapi uang itu tidak cukup untuk membangun hotel bertingkat. Maka Abimu berencana untuk menjual sebagian tanah, untuk biaya pembangunan hotel. Abi yang akan memasang iklan itu, tapi nanti jika ada calon pembeli yang ingin melihat tanah itu, maka kamu ditugaskan oleh Abi untuk menemui mereka."

ANXI EXTENDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang