250 - Menjelang Kedatangan Elaine

273 89 6
                                    

.

.

"Hepi banget ya, Kak? Ihiyy! Kak Adli love Elaine! Kak Adli love Elaine! Aku mau aduin ke Ibu, aaah!!"

.

.

***

"KAKAAAKK!!" jerit Haya menerobos masuk ke kamar Adli.

"Jangan sembarangan masuk kamarku! Ketuk pintu dulu, bocah!" bentak Adli kesal. Remaja itu sedang duduk di depan meja belajarnya, mengerjakan pe er di malam hari, meski dia mengerjakannya sambil malas-malasan. Teladan sekali.

Rambut ikal Haya berhenti berayun. Gadis itu nyengir dan keluar dari kamar Adli. Adli mengernyit hebat. Mau apa sih, bocah aneh itu? batinnya.

Pintu Adli diketuk tiga kali. "Assalamu'alaikum, Kak Adli," sapa Haya di luar pintu.

Adli mengacak rambutnya. Pusing dengan kelakuan adik perempuannya.

"Wa'alaikum salam. Masuk," sahut Adli.

Haya yang rambutnya makin imut bagai Marie Antoinette di komik Rose of Versailles, tersenyum lebar. "Kayak gitu bukan, Kak? Udah sopan, belum?"

Adli melengos. "Iya, tapi gak perlu sampai 'assalamu'alaikum' segala. Emangnya kamu Pak RT yang mau bertamu?"

"Kalau bukan Pak RT, gak boleh bilang 'assalamu'alaikum'?" canda Haya dengan senyum manis.

"Bukan gitu. Ah sudahlah. Mau ngapain, bocah?" tanya Adli tanpa basa-basi.

"Kakak selalu nyebut aku 'bocah', padahal Kak Adli juga masih bocah," protes Haya cemberut.

Adli melotot protes. "Eh, tolong, ya. Kamu gak ingat kalau umur Kakak udah tujuh belas tahun?? Ngerti tujuh belas gak? Kalau di Amerika, umur segitu tuh malah udah tinggal sendiri di apartemen!"

Haya mencibir. "Idih. Itu 'kan di Amerika. Kalau di rumah ini, Kakak mau ke warung depan aja harus izin, 'kan?"

"BAWEL!! Buruan bilang! Mau apa ke sini??" teriak Adli tak tahan dengan kebawelan Haya.

"Ih Kakak. Perempuan 'kan emang bawel. Secuek-cueknya Ibu, Ibu aja bawel juga sebenernya. Ya 'kan? Emangnya ada perempuan yang gak bawel?" balas Haya.

"Ada," jawab Adli jumawa.

"Siapa?" tanya Haya tak percaya.

Adli tersenyum lembut sebelum menjawab, "Elaine. Elaine gak bawel. Gak kayak kamu!"

Haya terdiam sesaat, sebelum tersenyum curiga. "O ho ho ho. Sepertinya ada yang kasmaran. Ebentar. Bukannya Elaine masih bocah?"

"Biarin! Biar bocah, Elaine cantik, lemah lembut dan gak cerewet kayak kamu!" kilah Adli segera. Tak ingin dirinya dipandang sebagai remaja pedofil.

"Ngomong-ngomong, Kakak tahu gak, aku ke sini membawa berita apa?" tanya Haya menutup bibir mungilnya.

"Apa?" tanya Adli penasaran.

"Beritanya pentiiiing sekali. Apalagi buat Kak Adli. Penting BANGET!! Ini mah headline news yang menggegerkan!!" kata Haya seolah dirinya pembawa berita gosip.

"Berita apaan?? Awas kalo gak penting!"

"I hi hi. Beritanya berkaitan dengan Elaine, loooh," imbuh Haya dengan sorot mata menggoda.

Adli terkejut mendengar nama Elaine disebut. "B-Berita apa?? Cepetan bilang!" desaknya sambil berdiri dan mengguncang tubuh Haya.

"Kasih tau gak eaaa," Haya berlagak tak mau memberitahu rahasia penting itu.

ANXI EXTENDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang