BAB 6. SPILL SEDIKIT

156 15 2
                                    

"Maafkan aku sayang, semua ini tidak mudah untukku sayang, aku beneran cemburu, kamu itu hidup dan matiku dan aku--"

Tamparan Reiko berhasil melunakkan amarah Brigita yang kini suaranya sudah kembali melembut, pintar sekali Brigita menunjukkan mimik wajahnya berubah kala itu menjadi wanita yang penuh dengan cinta pada Reiko sebelum dia melanjutkan kembali bicara dan seakan agak sulit bicara karena pergolakan emosi di dalam sanubarinya.

"Kamu tahu betapa sulit keadaan ini untukku, kan? Aku--"

"Ssst! Sudah tenangkan dirimu. Aku tahu betapa sulit yang kamu maksudkan itu"

Reiko menaruh jari telunjuk yang tadi mengarah pada Aida ke bibir Brigita. Dengan senyum di bibir Reiko,

CUP!

Kembali pria itu juga memberikan kecupan di bibir Brigita saat wanita dalam cangkumannya terlihat relaks tak lagi mengumbar emosi dan Reiko bisa mengangkat jari tangan dari bibir merah ranumnya.

"Sudahlah kita bahas ini nanti, Bee. Aku lelah. Dan kamu juga baru sampai bukan dari Singapura?"

"Hmm, tadi jam satu siang. Tapi aku tadi ke workshop dulu, kan. Ada briefing untuk project baruku dengan tim."

"Nah, kamu pasti lelah juga kan? Bagaimana kalau kita berendam dulu untuk relaksasi, hmm?"

'Aku yang menang darimu di hati Reiko!'

Ada senyum dari Brigita saat Reiko selesai bicara mengajaknya pada kegiatan manusia dewasa. Sedetik Brigita juga berbisik dalam hatinya saat mata dengan bulu mata lentiknya mengarah ke Aida unttuk mengukuhkan dirinya sebagai pemenang.

'Hahaha, apa dia pikir dengan ajakan si Royco itu membuatnya menang dariku? Ya ampun wanita ini sooo ridiculous!' sindir hati Aida.

'Justru aku bersyukur karena kalian berdua membuatku semakin muak. Mungkin dengan begini aku punya kekiatan lebih untuk bertahan selama lima tahun dan kemudian terbebas dari belenggu ikatan setan ini. Aku bisa melihat matahari bersinar cerah ketika adikku, Lingga, sudah berhasil menjadi pilot. Aku juga akan sangat senang sekali karena adik-adikku yang lain bisa mengenyam pendidikan tinggi. Mereka akan menjadi orang-orang yang hebat mewujudkan mimpi mereka, tak perlu dihina dan bisa membuat nama keluarga kami terangkat derajatnya. Dan aku tak perlu lagi melihat keduanya. Hyaaaks.'

Tak berhenti Aida mengumpat dalam hatinya ketika dia melihat bagaimana Brigita nampak senang dengan ajakan pria yang sudah terikat janji dengan Aida.

"Kamu tahu aja yang aku mau, sayang. Yuk, aku juga sudah rindu pijatanmu," makin liar Brigita sengaja men-spill sedikit kegiatan yang biasa dilakukan dirinya dengan Reiko supaya terdengar telinga Aida.

"Ya udah ayok lah, Bee!" jawab Reiko yang sudah menggandeng tangan Brigita mau melangkah pergi

Hanya saja ...

"Tapi kakiku capek dan lelah. Lebih enak kalau ada yang gendong aku sampai ke kamarmu, sayang."

"Manja banget sih, kamu Bee."

Mmmuaaaah!

Brigita makin centil di hadapan Reiko.

"Karena aku suka dimanjain sama kamu, sayang."

"Your wish is my comment, my dearest queen!"

'Hahaha, Ratu lebah! Cocok emang dua manusia lebay ini bersatu. Sampe neraka sana saling berbagi ke-uwuan kalian!'

Aida memang tak lagi bicara, mengingat panasnya tamparan Reiko. Tapi tak ada yang bisa mencegah dirinya ngedumel di relung sanubarinya, bukan?

"Hihi, salah satu pose favoritku tuh kalau digendong begini olehmu, sayang."

Bidadari (Bab 1-200)Where stories live. Discover now