Bab 160. URUS SAJA BISNISMU!

37 4 3
                                    

"Nah, Aida, duduk dulu ya di sini."

Nada memilih membawa Aida ke ruang tengah.

"Ayah, kenalin ini namanya Aida. Ini sepupunya Pak Reiko."

Ehm...jadi kau Reiko Byakta yang dulu kecil itu kan, putranya Endra Adiwijaya?"

Tanya yang membuat Reiko mengangguk dengan senyum masih ada di bibirnya saat dia mendudukkan Aida di salah satu sofa.

"Iya benar sekali Pak Bambang! Lama tak bersua, bagaimana kabarnya?"

Agak canggung Reiko karena dia tidak menyangka kalau dia akan bertemu dengan anggota keluarga Prayoga.

Bagaimana kalau kakek tahu? Dia pasti akan ngamuk denganku, dan jujur saja ini yang ditakutkan oleh Reiko.

Hubungan keluarga mereka yang tidak terlalu dekat membuat kepalanya juga sedikit cenat-cenut.

"Jadi ini sepupumu?"

"Iya, saya sepupunya Mas Reiko. Nama saya Aida," ujar Aida yang jujur saja kini ketakutan.

Haduh dia kenal sama Romo Adiwijaya deh! Beneran nggak pa-apa nih aku ngenalin diriku sebagai sepupu? Duh gimana ya? Kalau diaduin gimana? Tapi kok kayaknya mau selingkuh tenang-tenang aja? Aku ngeri sendiri!

Aida ketar ketir. Tapi dia masih berusaha untuk memainkan perannya sebaik mungkin dengan berharap bahwa tidak akan ada obrolan di antara Bambang dengan Adiwijaya.

Kalau dia ngobrolnya sama tuan Endra sih gapapa! pikir Aida yang masih campur aduk sekarang.

"Ada apa dengan tangan dan kakimu sampai di gendong?"

"Heeh?" tanya Bambang di saat yang bersamaan Aida juga kaget karena dia sedang tidak fokus dan tidak memikirkan ini.

Tapi untung saja ....

"Mamaaaaaaa, aku diacih ma eyang Lianti ni buat mekap!"

Anak yang paling lincah dari ketiga anak Nada itu pun sudah datang mendekat dan membawa mainannya sebuah perlengkapan make up yang berbahan dasar air dan sangat aman untuk anak-anak itu.

"Ya ampun kamu senang banget sih sama make up."

"Mungkin mau jadi MUA!" seru Riyanti iseng.

"Hihi, iya bu. Padahal Mamanya aja kalau make up masih berantakan loh!" Nada sebenarnya bisa make up tapi tidak bisa sampai seperti MUA. Sekedar make up biasa saja. Makanya dia iseng berkomentar begitu.

Tapi

"Wooooah, ada Bunny piiiiiink!" Rere tak fokus pada Nada.

Anak itu tadinya memang ingin mendekat pada Nada dan menunjukkan make up-nya tapi sesuatu yang berwarna pink di kaki Aida membuatnya mengarahkan matanya ke sana.

"Eh, ada siapa ini?" Ditambah lagi dengan Riyanti yang kepo, melihat Aida tentu saja dia langsung penasaran, memubat suasana sedikit ricuh saling bersautan.

"Ini sepupunya Pak Reiko, Ibu."

"Ealah, lama loh aku gak melihatmu. Piye kabarmu Reiko? Dulu tuh kamu main ke rumah besar ya sama Kakekmu itu kamu masih SD kelas dua kalau gak salah ya? Pinter banget kamu main caturnya," Kini Riyanti mengalihkan pandangannya pada Bambang.

"Bener kan aku?"

"Aku sudah lupa, Ti. Tapi ya masih kecil, gak seganteng sekarang."

Reiko pun hanya senyum-senyum mendengar pujian dari orang tua Radit itu. Hanya saja Aida tidak bisa lagi melebarkan senyum di bibirnya.

Gila sih! Gimana nih kalau mereka ngadu sama Romo? Aduuuuuh! pening kepala Aida.

Tapi

"Ibu mana Rasya?" Lingkungan di dalam ruangan itu tidak bisa membuat dirinya konsentrasi berpikir banyak dan bermanuver.

Bidadari (Bab 1-200)Where stories live. Discover now