Bab 157. TUTUP JENDELANYA!

28 3 1
                                    

Dan dia tidak mencoba sedikit saja minta maaf padaku atau menanyakan kesalahannya atau minimal berusaha untuk membuat dirinya lebih baik di hadapanku?

Reiko makin jadi emosinya merasa tak dipedulikan dan dicuekin.

Enak aja sih dia? Gak punya manner! Bukankah ini semua kesalahannya? Sudah dikatakan kalau harus memanggilku siapa di luar tapi tetap menjadikan ini bahan guyonan!

Minimal Reiko ingin sedikit memberikan pelajaran dan menegur wanita yang terlelap itu. Reiko tak tahu bagaimana menahan emosinya saat tahu ditinggal tidur. Makin jadi kesal dan marahnya.

Apa Dia pikir dia ini majikanku makanya dia bisa melakukan apapun di mobil ini, bahkan seenaknya tidur tak menemaniku mengobrol seperti aku seorang driver?

Reiko bukan orang yang suka ditinggal tidur kalau sedang menyetir apalagi di sampingnya ada seseorang. Dia lebih suka kalau di dalam mobil itu diajak bicara.

Aku tak bisa biarkan!

Makanya Reiko ingin membangunkan Aida dan sudah masuk rest area untuk berhenti dulu sebentar.

Tapi

Kenapa dia seperti kelelahan?

Kesimpulan seperti ini membuat dirinya diam memandangi Aida tanpa satupun ucapan lagi keluar dari bibirnya.

Tangannya dan kakinya masih sakit. Pfffh!

Ini juga yang membuat Reiko menghempaskan napas tiba-tiba rasa hatinya seperti meleleh melihat sisa luka ditangan Aida yang tak di perban.

"Kata dokter dia memang membutuhkan istirahat supaya bisa cepat sembuh, kan?"

Ini yang membuat Reiko mengambil keputusan untuk kembali menstarter mobilnya dan membawanya keluar dari rest area.

Beruntungnya kau, karena tiba-tiba rasa marahku menguap!

Aida tertidur pulas. Dirinya tak berasa apapun dan Reiko baru saja berkomentar sambil menekan pedal gasnya lagi.

Reiko mengendarai mobil nya lebih slow, tak ingin membuat Aida terbangun karena ngebut-ngebutan yang dilakukan olehnya.

Sudahlah! Aku pun juga tidak mengenal pengantar delivery order itu. Dia juga mungkin hanya sepintas lewat dan tidak perlu dipikirkan berlebihan. Dia tidak mungkin membuat gosip apapun di antara kami dan menyebarkannya ke media sosial bukan?

Reiko, sebenarnya hanya khawatir dengan reputasinya dan di saat Aida tidur seperti sekarang dirinya mulai berhasil untuk menenangkan diri setelah hampir dua jam perjalanan Reiko seperti bom waktu yang siap meleduk, tak kuasa dia menahan percikan api dalam dirinya!

Tapi tetap ini bukan berarti aku memaafkanmu! Kita akan bicara tentang hal ini nanti. Aku tidak mau sampai ada yang begini lagi nanti saat aku keluar denganmu dan di hadapan orang banyak.

Walaupun Reiko ingin sekali menggerutu, tapi kesimpulan ini membuat dirinya menahan semua marahnya dan memilih untuk fokus pada perjalanannya menuju satu Villa yang memang lokasinya sudah terhubung dengan GPS di mobilnya.

In two hundred metters turn left!

Suara Mbak Google juga sudah terdengar, dan dari tadi Reiko memang hanya mengikuti itu.

Bahkan dia tidak mendengarnya dan masih tetap fokus pada tidurnya. Reiko hanya geleng-geleng kepala saja dan kini bahkan sudah terlihat senyum di bibirnya.

Kenapa ada orang bisa tidur sambil mendengkur? Tapi aku tanya pada Brigita aku tidak pernah tidur seperti itu. Brigita juga sama. Dan dia lucu sekali, mendengkur pelan seperti lelah sekali? Padahal aku yang paling lelah diantara kami.

Bidadari (Bab 1-200)Where stories live. Discover now