Bab 33. KOK GANTENG?

47 4 0
                                    

"Kalau menurut pak lek, sebaiknya--"

Braaak.

"Assalamualaikum Papaaaaaaaaa. Mmuuuuaaaah, Nessa kangeeeeen banget ma Papa."

Hartono tidak jadi melanjutkan ucapannya karena saat dia ingin bicara ada seseorang yang mendobrak pintu depan yang tak dikunci itu, seorang wanita langsung berhamburan memeluk Hartono, menciuminya, menunjukkan kerinduanya.

Keadaan yang membuat seseorang dalam ruangan itu pun menahan geli

Ya ampun, bener-bener seperti bocah. Tapi anak pak lek sejak kapan pakai penutup kepala? Dia tidak punya masalah kerontokan rambut karena penyakit kanker kan?

Reiko sejujurnya berpikir kalau Aida menggunakan penutup kepalanya itu hanya sebagai tameng dikarenakan rambutnya rontok. Makanya dia berpikir begitu tentang Vanessa Widya Putri.

"Vanessa. Jangan begini dong." Tapi pikiran Reiko teralihkan karena pekikan pak lek-nya.

"Papa kenapa sih? Apa sekarang Papa nggak suka kalau aku peluk Papa lagi? Kan aku kangen. Emang Papa gak kangen ke aku?"

"Jangan cemberut dulu, Vanessa. Kamu nggak lihat Papa sedang ada tamu?"

Vanessa sama sekali tidak melihat Reiko di dalam ruangan itu. Saat pintu terbuka, matanya langsung tertuju pada papanya yang memang duduk tepat sekali berhadapan dengan pintu yang terbuka.

Karena itulah Vanessa langsung menentukan arah langkahnya tak tengok kanan kiri lagi. Sedangkan Reiko berada di blind spot dari mata Vanessa. Gadis itu sama sekali tidak mempedulikannya

Tapi sekarang ...

"Wah Papa punya tamu kok ganteng banget sih. Dia siapa?"

"Ehm, Nessay."

"Hehehe, Bang Rey." Vanessa keceplosan sehingga dia kaget mendengar namanya dipanggil oleh pria yang masih berdiri di depan pintu.

"Maap Bang Rey, bener loh orang yang ngobrol ama papaku ganteng." Di sini Vanessa masih senyum-senyum tapi sayangnya wajah suaminya masih menunjukkan tatapan tak suka

Karena itulah

"Eeeh, aku salah ya Bang Rey?" Mulai ngeri Vanessa.

"Tapi beneran kok nggak ada yang lebih ganteng dari bang Rey. Jadi bang Rey nggak usah marah dulu sama aku. Buat aku masih gantengan Bang Rey meskipun mungkin buat orang lain kali aja gantengan dia."

Heish, wanita ini benar-benar mencari masalah dengan suaminya sendiri. Membuatku jadi tidak enak, pikir Reiko jadi serba salah karena memang Reyhan sepertinya tidak suka dengan pujian istrinya pada pria lain. Jadi wajahnya masih lecek.

Vanessa ini kan kalau bicara memang suka ceplas-ceplos. Jelas saja suaminya yang masih menggendong anak mereka tak suka dengan sebutan ganteng bagi laki-laki lain yang baru saja diberikan olehnya.

"Sudah-sudah kalian ini. Apa kamu lupa dengan Reiko?"

Untung saja sebelum kemarahan Reyhan meledak, Hartono sudah menengahi.

"Ini masmu loh Vanessa. Dia ini anak dari kakak Papa, Pak de Endra Adiwijaya, masa kamu lupa sih?"

"Ooooo--" Vanessa menjawab sambil dia berpikir, wajah polosnya bercampur sedikit agak bodoh mengingt-ngingat masa lalu,

"Mau kamu ingat-ingat pun kamu tidak akan ingat."

Tentu saja dia tidak akan pernah mengingatnya, makanya Hartono bicara lagi.

"Inget kok, tapi Kenapa Mas Reiko jadi seganteng ini? Dulu kan botak kan?"

"Eeh, a-aku gak pernah botak."

Bidadari (Bab 1-200)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang