Bab 172. TAK BERJANJI AKAN KEMBALI

26 2 1
                                    

"Aku tak mungkin bisa menahan lagi! Ini sudah jam dua belas malam! Sial sih!"

Bukan lagi dua jam! Ini sudah lebih dari empat jam setelah kepergian Reiko keluar dari kamar Aida dan dia belum kembali.

Jelas saja Aida tak bisa menahan keinginan biologisnya lagi.

"Aku akan ke kamar mandi sekarang saja, masa bodo kalo dia mo marah juga!"

Melihat kebaikan Reiko yang membawakannya makanan, mengurusnya apalagi tadi di rumah keluarga Prayoga dia begitu care. Aida merasa sangat tersentuh sekali.

Ini yang membuat dirinya tidak mau melanggar perjanjiannya dengan Reiko. Tapi bagaimana dengan kebutuhan biologisnya sekarang?

"Aku sudah cukup menunggunya, jadi jangan salahkan dirimu sendiri, Aida!"

Gadis itu sudah sampai limit ketahanannya.

Rasanya Aida tak mungkin bisa menunggu ke kamar mandi karena dia tidak masuk kamar mandi dari saat mereka berangkat ke rumah keluarga Prayoga.

Perjalanan dari apartemennya ke puncak sudah memakan waktu dua jam lebih ditambah lagi waktu Aida harus menunggu di Villa keluarga Prayoga lebih dari dua jam, perjalanan ke apartemen dua jam dan itu semua totalnya sudah sepuluh jam sampai saat ini. Siapa juga orang yang kuat menahan buang air kecil lebih lama dari itu?

"Aku tak peduli kalau kau marah juga!"

Kesal Aida makanya dia sambil berlutut, berjalan. Aida tak berpikir banyak yang penting dia bisa cepat-cepat menuju kamar mandi.

"Haduuuh legaaaaa! Aku pun bisa membersikan sendiri dengan tanganku!"

Benar yang dibilang Aida. Dia sudah tidak terluka ribet seperti kemarin dan tidak harus diperban tangannya. Hanya beberapa plester dan tak masalah dengan air.

"Parah, sampai kaya anyang-anyangan!"

Sakit sekali perut Aida. Bahkan tadi, dia pun buang air kecil tidak bisa tuntas harus menunggu beberapa saat sampai akhirnya benar-benar keluar semua.

Sangat tersiksa sekali perutnya.

Ini membuat dirinya berdecak tak enak di hati.

"Sial! kau pikir lucu bercanda begini denganku? Jelas aku gak mungkin pipis di tempat tidur! Cih!"

Aida masih mengomel.

"Lihat nanti kalau kau datang marah-marah padaku maka aku akan mengomel lebih keras dari padamu! Jadi awas kalau kau memainkan perasaanku, membuatku tak enak hati lagi dan merasa bersalah!"

Pikir Aida lagi karena dia tahu Reiko pandai sekali bicara hingga bisa memutar balikan kata.

Dan yang lebih menyedihkan lagi sekarang....

"Aku haus!"

Aida dengan tenggorokannya yang kering sudah menatap tas Reiko

"Masih ada air minumkah?"

Masih sambil berjalan dengan lututnya, Aida mendekat ke tas itu.

"Kalau kau mau marah minuman ini aku meminumnya, jangan pikir aku akan diam! Aku butuh minum. Dan aku dah cape kalo harus keluar!"

Aida tak mengacak-acak tas itu. Hanya mengambil minum dan setelah itu kembali lagi ke tempat tidurnya.

"Tapi apa yang membuat dirinya tak kembali selama berjam-jam?" Namun pikirannya terganggu soal ini.

Aida mulai berpikir ulang di saat dirinya kini sudah berada di dalam selimut

"Hahaha! Jangan bodoh Aida! Tentu saja pacarmu datang makanya kau tak bisa ke sini!"

Bidadari (Bab 1-200)Where stories live. Discover now