Bab 42. TAK ADA PRIVASI

49 3 0
                                    

"Bagaimana kamu bisa yakin akan mendapatkan itu dari Hartono?"

Sebelum menjawab lagi-lagi Reiko tersenyum

"Dia mengatakannya sendiri padaku kalau dia memang tidak tertarik Papa. Dia tidak berpura-pura padaku. Dia tidak menginginkan harta itu meskipun dia adalah darah daging Adiwijaya."

"Apa kamu yakin menantunya juga tidak akan menggugat ini?"

"Pria itu lagi." Reiko membubuhkan kembali senyum di bibirnya sambil menggelengkan kepala

"Dia sama sekali tidak punya ketertarikan soal ini Papa."

"Kamu jangan tertipu Reiko."

"Aku bisa menjamin. Semua yang Papa inginkan itu bisa jadi milik Papa. Dia tidak sama sekali menginginkannya dan kalaupun kakek memberikan kepadanya dia akan mengembalikan kepada Papa."

Tadinya Endra Adiwijaya terlihat sangat tegang sekali saat membicarakan ini dengan anaknya. Tapi mendengar penjelasan dari Reiko dia sedikit cooling down.

"Baiklah anggap saja aku percaya padamu."

Agak lega hati Reiko ketika mendengar ini dan dia pun tersenyum

"Tapi berjanjilah ini adalah kerjasama terakhirmu yang menguntungkan pihak Aurora Corporation. Aku tidak ingin ada lagi kerjasama antara dirimu dengan keturunan dari Prawiryo."

Sambil mengganggukan kepalanya tegas Reiko menyetujui keinginan papanya Itu

"Tapi berjanjilah jangan lakukan manuver apapun seperti yang Papa lakukan untuk menguntitku dan menutupi semuanya seperti sekarang. Apalagi di belakangku dan aku tidak tahu permainan ini."

Satu sisi Reiko senang karena dia terlindungi. Tapi di sisi lain dia merasa sangat kecewa sekali dengan papa-nya karena ini semua merenggut kebebasan dirinya. Dia tak bisa melakukan apapun

"Baiklah aku setuju."

"Besok aku akan bicara dengan Raditya Prayoga dan meminta anak buahnya untuk tidak menguntitku lagi. Aku akan mengatakan padanya kalau aku merasa tersinggung dengan spionase yang dilakukannya ini."

"Jadi kau ingin mengatakan kau tahu semuanya?"

Lagi lagi Reiko mengangguk ketika dia mendengar ucapan papanya

"Dengan begitu aku minta Papa untuk memberhentikan stuntman yang menguntitku. Aku tidak mau lagi ada seseorang yang memakai wajahku dan bisa menggunakan jati diriku untuk sesuatu yang salah. Termasuk juga pada Brigita."

"Kamu yakin?"

Lagi-lagi anggukan kepala itu pun terlihat dari Reiko

"Aku sudah membuat perjanjian dengan kakek seandainya aku mau bekerja sama dengan Pak lek Hartono maka dia tidak akan melakukan sesuatu di belakangku dengan menguntitku. Dan aku akan menunjukkan perjanjian bisnis antara aku dengan menantu Pak lek."

"Ya kamu benar. Kakekmu adalah orang yang sportif."

Mendengar ucapan ini Reiko pun jadi lebih tenang sekarang.

"Kalau begitu aku permisi dulu Papa. Semoga Papa juga termasuk orang yang sportif seperti kakek."

"Aku tentu saja bisa memegang janjiku."

"Tapi Papa, bisa Papa jujur padaku untuk satu hal?"

"Apa yang kamu inginkan?"

"Apa Papa juga menyadap CCTV di apartemenku?"

Agak tegang wajah Reiko ketika dia mengatakan semua yang ada dalam benaknya, dia mengamati wajah papanya berharap pria itu bisa memberikan jawaban yang jujur dari pertanyaannya barusan

Bidadari (Bab 1-200)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora