Bab 55. 20 APRIL

46 3 0
                                    

"Terima kasih Pak Raditya."

"Memangnya namamu Sandi?"

Maksud Reiko tadi dia mengapresiasi karena merasa sangat bahagia sekali dengan keputusan yang diberikan oleh Radit.

Tapi alih-alih Radit tersenyum atau bangga dengan apa yang diucapkan oleh Reiko, dirinya justru kembali menyindir sama seperti yang dilakukannya saat mereka rapat pertama kali di kantornya.

"Bukan Pak Raditya, tapi saya hanya merasa sangat --"

"Heish, tak perlu banyak gombal denganku. Karena bagaimanapun kau bicara aku tidak akan pernah tertarik padamu. Aku pria normal"

Heish, dia pikir aku tidak normalkah? protes hati Reiko yang belum selesai bicara sudah kembali dipotong oleh Radit.

Tapi sayang saja saat ini kondisinya dirinya masih di bawah Radit dan tidak bisa menjawab apa yang tadi disindir oleh CEO Aurora corps.

"Lagi pula aku yakin uang itu sudah kau butuhkan kan untuk melanjutkan sepuluh persen yang kedua?"

"Hmm, benar sekali Pak Raditya." Reiko pun tidak menampik

"Kalau begitu selesaikan tahap dua-nya. Ini akan lebih lama, kan?"

"Betul sekali Pak Raditya. Konsep taman yang membuat waktu pengerjaan dua sampai tiga kali lebih lama," jawab Reiko sambil sedikit meringis.

"Hmm, memang seharusnya pengerjaan taman Ini digabung dengan pengerjaan project lainnya, seperti tahap tiga, karena lebih banyak waktu tunggu untuk taman. Ini buang waktu, padahal waktu tunggunya bisa digunakan untuk membangun tahap tiga, yang juga ada konsep tamannya. Supaya flipflop."

"Ya Anda benar pak Raditya. Bisa saja kalau mau dikerjakan tahap tiga dan empat lebih dulu, lalu taman di pindah ke tahap empat."

"Jangan. Aku ingin mall ini grand opening sesuai rencana." Radit menolak, karena yang dia inginkan adalah menggabungkan project kedua dan ketiga supaya hemat waktu bukan mengganti project kedua jadi project ketiga dulu atau keempat dulu.

Tapi sayangnya memang itu agak sulit karena berarti harus mengerjakan dua project sekaligus dan itu artinya 20% modal dibutuhkan. Makanya Reiko menawarkan saran itu.

"Lakukan sesuai dengan rencana." Radit menambahkan lagi.

"Kau sudah mengerjakan lantai satu mall-nya, maka tiga bulan lagi, tanggal 20 april besok, aku ingin mall ini sudah beroperasi dengan taman yang juga sudah bisa dinikmati oleh pengunjung mall. Karena ini adalah konsep mall yang ramah lingkungan. Jadi aku ingin tamannya ini jadi daya tarik tersendiri yang akan memikat orang-orang untuk datang."

Reiko mengerti makanya dia mengangguk.

"Karena itu saya tidak bisa mengerjakan bagian dalam lebih dulu seperti di lantai dua dan tiga Mall, yang akan masuk ke tahap keempat. Karena tahap ketiga adalah pembangunan di lobi-lobi gedung apartemen dan penghijauan menuju ke lokasi gedung apartemen, hotel dan pusat perkantoran."

"Hmm." Radit mengangguk paham

"Seandainya pengerjaan ini tidak harus menyelesaikan 10% dulu dan baru dikerjakan lagi 10% nya, maka sebetulnya kau bisakan mengerjakan taman ini berbarengan dengan pengerjaan lobi apartemen?"

Tanya yang membuat Reiko pun mengangguk.

"Ya, pak Raditya. Sebagai contoh ada waktu untuk menanam rumput, waktu untuk pemasangan dan pengecekan taman bermain, menghijaukan lokasi ini dengan tanaman-tanaman dan pmbangunan sarana dan prasarana lainnya. Ini kita di jeda waktunya bisa melakukan tahap tiga sebetulnya."

"Tanpa memperpanjnag waktu pengerjaan?"

"Ya," sebelum Reiko melanjutkan

"Dan kalian tak akan mengerjakannya asal kalau penggabungan keduanya dilakukan?" Radit sudah memotong lagi.

Bidadari (Bab 1-200)Where stories live. Discover now