Bab 45. ITU SAJA ISINYA?

46 3 0
                                    

"Ternyata tidak seperti yang kubayangkan. Mereka menerima begitu saja tanpa melakukan perlawanan apapun?"

Tenang rasa di dalam hati Reiko ketika dia menutup telepon dan Sandi sudah mengatakan dia tidak akan lagi menguntitnya.

Yah, walaupun tidak setiap waktu dia dikuti tapi tetap saja kalau ditunggu setiap pulang kerja, tetap menyebalkan untuk Reiko.

"Baiklah sekarang aku akan mengecek dulu surat perjanjian itu."

Reiko baru ingin membuka laptopnya lagi dan mengecek emailnya ...

dreet dreet

Suara getaran di meja itu pun kembali mengganggu.

"Akhirnya dia menghubungiku." Senang hati Reiko ketika dia melihat nama di layar ponselnya

Reiko: Bee, aku senang kamu hubungiku.

Saat gawainya sudah menempel di telinganya kalimat itu terlontar dari bibir Reiko dengan senyumnya yang merasa lega.

Brigita: Apa kamu sudah mendapatkan jalan keluarnya?

Brigita tidak berbasa-basi menanyakan bagaimana kabar Reiko, apakah dia sudah makan atau belum? Bagaimana urusannya hari ini atau minimal meminta maaf karena keributan yang mereka buat. Dia langsung pada inti pembicaraan

Reiko: Kamu nggak pakai basa-basi dulu sama aku?

Jelas aja ini membuat Reiko agak kecewa. Ditelepon hanya untuk ditanyakan pekerjaannya

Brigita: Kita bukan pacaran baru sehari dua hari ataupun sebulan dua bulan sehingga aku harus berbasa-basi denganmu. Tapi kita sudah lebih dari itu. Apa aku harus menanyakan sesuatu seperti anak SMA pacaran?

Reiko: Ya setidaknya kamu bisa menanyakan dulu bagaimana kondisiku?

Brigita: Sudahlah. Kamu belum menemukan caranya bukan?

Reiko: Aku sudah mendapatkan modalnya

Percaya tidak percaya sebenarnya Brigita. Tapi di ujung sana dia sudah tersenyum sambil bicara

Brigita: Meminta pada kakekmu akhirnya?

Reiko: Tidak, Bee. Aku sudah mengatakan padamu kalau aku tidak mau pinjam dan meminta pada kakekku, mengemis padanya. Tidak seperti itu, Bee.

Brigita: Lalu dari mana orang gila yang mau memberikanmu pinjaman sebesar itu? Apa kamu mau menipuku?

Reiko: Tidak. Tapi Pak lekku yang meminjamkannya. Menantunya yang meminjamkan sebetulnya.

Brigita: Apa?

Reiko: Kita bicarakan nanti saja ya. Aku akan kembali ke apartemen sekarang. Aku menunggumu di sana.Dan satu hal lagi, apa papaku memintamu untuk selalu menaruh mobil di basement?

Brigita: Iya. Untuk menghindari dari kakekmu. Dan sekarang bukannya kamu mau menjemputku?

Reiko: Hmm. Aku memang mau menjemputmu. Tapi aku rasa papaku tidak akan mengizinkan itu. Kamu tahu kan kalau kita datang berdua ke apartementku bagaimana jika ada yang melihatnya?

Brigita: Hahaha, Reiko apa kamu lupa kalau tadi pagi kamu yang menawarkan diri?

Reiko: Hmm, aku tidak mungkin lupa, Bee. Tapi tadi ada pembicaraan cukup alot antara papaku dengan aku. Bagaimana kalau kita bicara nanti saja di apartemen? Aku akan kembali sekarang dan menunggumu di dalam.

Brigita: Ya sudah kalau mau begitu.

Telepon sudah dimatikan oleh Brigita membuat Reiko bisa menghempaskan napas pelan tapi dia tidak lagi mengecek apa yang tadi mau dikerjakannya itu.

Bidadari (Bab 1-200)Where stories live. Discover now