Bab 30. LOLOS UJIAN

63 5 0
                                    

"Aish, penat sudah kepalaku. Bee marah besar padaku dan aku harus dapat modal awal juga, dari mana ini?"

Reiko menguyek kepalanya sambil matanya memandang layar handphone yang sudah tak lagi tersambung dengan Brigita.

Ingin rasanya dia menghubungi ulang Brigita.

Tapi

Haduh kakekku kenapa menelponku lagi?

Getaran ada di handphone yang masih di pegang di tangan Reiko dan itu menandakan telepon masuk dari seseorang yang sebenarnya tak ingin diajak bicara dulu olehnya.

Sekarang dia ingin berpikir sesuatu yang penting

Tapi sepertinya dia tak punya celah untuk menghindari orang di ujung telepon sana.

Karena itulah

Reiko: Iya kakek?

Adiwijaya: Tadi kamu janji mau telepon kakekmu setengah jam lagi tapi ini sudah sejam tidak ditelepon balik. Piye to?

Meringislah bibir Reiko ketika dia mengingat janji yang dibuatnya.

Pantas saja sekarang dia ditagih.

Reiko: Maaf kakek. Aku sedang memikirkan sesuatu sekarang.

Adiwijaya: Bukan katamu ada banyak pekerjaan di kantor?

Reiko: Ada banyak kakek tapi aku belum ke kantor nih. Aku masih di jalan dan masih harus mengurus pekerjaanku yang lain.

Adiwijaya: Kamu masih bertemu dengan mantan pacarmu itu?

Reiko: Kakek aku tidak bertemu dengan Brigita sekarang dan aku ini ada di pinggir jalan di pom bensin. Aku sedang memikirkan tentang bisnisku yang lain maksudku .. ehm, Aku punya bisnis sampingan tapi ini tidak ada hubungannya sama Brigita. Hanya antara aku dan klienku

Adiwijaya: Siapa klienmu?

Reiko: Bukan siapa-siapa kek, hanya orang yang minta dibuatin design interior.

Adiwijaya: Bener gak ada hubungannya sama perusahaanmu yang itu?

Reiko: Bener kek. Aku gak mungkin bohong soal ini.

Reiko benar tidak berbohong karena memang ini tidak ada hubungannya dengan Byakta Interior Advisor.

Adiwijaya: Apa kurang besar perusahaan Adiwijaya group sampai kamu harus kerja sampingan begini? Bagaimana kalau media melihatmu dan ini bisa mempermalukan nama keluarga kita.

Reiko: Besar banget kakek. Tapi, ehm ... biarkanlah aku gunakan sedikit waktuku untuk menjalankan bisnisku sendiri, kek. Aku tidak akan menelantarkan bisnis besar keluarga kita. Hanya saja aku masih cukup muda untuk memulai sesuatu dan aku tidak mau kalau sampai nanti setelah umurku tua aku menyesalinya karena aku tidak bisa mendapatkan apa yang ingin aku lakukan di saat aku masih mampu kakek, hanya bisnis untuk hobi, kayak kakek punya hobi mancing dan bikin pemancingan. Apa salah toh?

Adiwijaya: Lah, pemancinganku kamu bawa-bawa to?

Reiko: Ibarat, kakek. Ini ibarat aja, to.

Adiwijaya: Wes, wes. Aku tak pedulilah dengan bisnismu yang sedang kamu jalankan itu. Asal kamu ingat Reiko, jangan khianati kakekmu. Beruntung kakekmu ini masih memberikan kepercayaan padamu. Manfaatken baik baik, kalau aku gak percaya lagi, aku pasti mengirim orang untuk mengikutimu dan hidupmu seperti di neraka.

Reiko: Ada papa dan mamaku di sini kakek dan aku juga tidak akan merusak nama keluarga kita main dengan Brigita. Apa istriku gak marah di rumah kalau tahu aku bersama Brigita? Dia pasti akan telepon ibunya kan Kakek?

Bidadari (Bab 1-200)Where stories live. Discover now