Bab 134. MUNGKIN INI JALANNYA

26 4 1
                                    

Adiwijaya: Kenapa diam? Apa terlalu sulit permintaanku, Le?

Itu tak sulit sebetulnya. Tapi berhubungan dengan Waluyo lah yang sulit. Termasuk dengan semua orang yang ada bersama dengannya. Sebenarnya ini adalah jawaban yang ingin Reiko jawab. Karena menurut Reiko semua permasalahannya sekarang ini karena berawal dari nama itu.

Reiko: Kalau begitu ceritanya berarti aku harus pergi ke Mesir bukan Kakek? Aku harus mengurus ini dan aku harus mengeceknya dulu. Aku tidak bisa percaya hanya dengan satu orang yang bernama Farhan itu.

Makanya dia memberikan jawaban seperti ini dan tentu saja Adiwijaya tersenyum simpul.

Sebenarnya cucuku mirip sepertiku dan dia adalah orang yang curigaan. Tapi insting bisnisnya pasti sangat bagus sepertiku. Dan sepertinya di sini ada yang salah paham, namun tentu saja dia tidak menceritakan apa isi hatinya ini pada Reiko.

Justru

Adiwijaya: Kamu atur aja Le.

jawabnya begitu bersemangat

Adiwijaya: Kalau kamu bisa masuk ke Mesir maka kamu juga bisa masuk ke negara Timur Tengah lainnya, Le. Dekat Mesir itu ada Arab Saudi dan di sana juga ada Dubai. Dan kalau kita bisa masuk ke sana, penjualan kita bisa meningkat, nama kita makin terkenal. Produk kita produk bagus, sauce (saos) kita special untuk kretek. Filter kita terbaik dan kita juga bisa menjual cerutu kita. Bahan-bahan kita terbaik, Le. Dan aku ingin kamu bisa membuktikan keberhasilan ekspansi ini dulu padaku.

Haduh, gimana aku ngerjain projectku dengan Aurora corps?

Cenut-cenut kepala Reiko. Tapi bukankah ini lebih baik daripada dia harus mencari modal lagi yang lumayan besar untuk menyokong keinginan Brigita?

Kalau modal ada di Bee, apalagi ada Lesmana, aku yakin sekali Tommy tidak akan main-main dengan modal kami. Dan aku tetap bisa mengurus pekerjaanku yang lain karena Lesmana bisa dipercaya. Aku yakin ini bisa membuktikan siapa Bee juga. Dan mungkin ini adalah jalannya bisa menunjukkan pada kakek seberapa profesional Bee. Dia adalah wanita yang berbeda dari yang Kakek nilai. Tinggal gimana caranya aku masukin perusahaan kami ke Mesir dan negara timur tengah yang jadi tantangan untuk diriku sendiri. Harus tanpa Waluyo.

Saat sudah konfirm di otaknya, Reiko pun mengangguk cepat.

Reiko: Baiklah Kakek, kalau begitu keinginan kakek. Aku setuju.

Senyum di wajah Adiwijaya pun terlihat.

Adiwijaya: Kalau begitu kamu coba fokuskan saja bagaimana cara supaya kamu bisa berangkat ke Mesir dan mengurus ini semua. Apa saja keperluannya. Tanyakan ini pada Papamu dan urus secepat mungkin yo Le.

Sebuah permintaan yang sulit tapi Reiko sudah mengangguk tanda setuju sebelum Kakeknya menutup telepon itu.

Shhh, mati aku. Kerjaanku kenapa jadi menumpuk begini banyak? dan kini kepalanya pun berdenyut.

Yang penting sekarang Bee tenang dulu. Modal juga aku gak perlu cari kemana-mana dulu, pikirnya lagi yang langsung mengambil teleponnya untuk menghubungi seseorang lagi.

Dan aku harus memberikan sesuatu pada Reyhan sebagai tanda terima kasihku karena sudah membuat Kakek berubah pikiran terhadapku, pikir Reiko berbarengan dengan telinganya mendengar suara dari handphonenya.

Endra: Ada apa lagi dia menyusahkanmu? Kan sudah kubilang panggil perawat. Untuk apa kamu mengurusnya? Buang-buang waktumu.

Reiko: Bukan Papa. Aku menelpon bukan karena itu dan dia tidak terlalu menyusahkanku kok. Aku hanya tidak mau membuat semuanya jadi semakin runyam karena Alif seperti yang tadi aku katakan pada Papa sudah ketemu dengannya dan drama yang terjadi pas Kakek telepon itu membuatku tidak bisa panggil perawat.

Bidadari (Bab 1-200)Where stories live. Discover now