EXTRA CHAPT 3

3.2K 433 129
                                    

"Udah beres semua barangnya, kak? Mau mamy bantu?" Tanya Daniar setelah masuk ke dalam kamar Reina dan melihat gadis itu yang sedang berkemas.

Reina menoleh sekilas dan kembali menunduk, "Enggak usah, mam. Makasih, tinggal dikit lagi selesai."

Daniar duduk di bibir kasur Reina, menatap punggung sang putri yang tinggi dan ramping. Wanita itu tersenyum rapuh, "Kalau untuk masalah di sini sudah selesai semua?" Tanyanya lirih. "Jangan sampai masalah disini di bawa ke sana ya, kak."

Gerakan tangan Reina yang hendak menutup retsleting tas terhenti. Tidak tahu harus menjawab apa. Tubuhnya pun seakan tak tau harus merespon apa. Hingga membuatnya mematung.

"Semoga.. di luar sana kita bisa membuka lembaran dan cerita baru." Lanjut Daniar.

"Amin." Balas Reina setelah menghela napas.

Daniar bangkit, "Kalau gitu mamy mau ke kamar adek dulu. Setelah beres semua langsung turun ya, kita makan dulu."

Reina tak membalas, gadis itu hanya mengangguk.

Menghembuskan napas panjang, Reina duduk di kursi belajarnya. Menatap kosong sembarang arah. Memikirkan ucapan Daniar,

Kalau semua masalah di sini sudah selesai semua?

Jujur, meskipun ingin berkata sudah, tapi dia tahu kalau semua masalah di sini belum dia selesaikan. Tapi, dirinya malah kabur seperti pengecut.

Bahkan, dia belum memberitahu Ajeng tentang kepindahannya. Melirik jam dinding, padahal satu setengah jam lagi dia sekeluarga akan pergi menuju bandara.

Mengigit bibir bawah, Reina bimbang dan bingung harus berkata apa. Dia raih ponsel lalu menatap nomer Ajeng cukup lama.

Menelan ludah, Reina menekan nomer tersebut dan di dering kedua Ajeng sudah mengangkatnya.

Halo? Reina.. ada apa?

Hening.

Halo? Kepencet? Atau kangen gue?

Hening.

REINAAAA!

Reina berjinggit kaget, bahkan ponselnya terjatuh dari genggamannya. Setelah memungut ponselnya, Reina berdehem kecil.

"Ha--Halo?"

Iya, Halo! Halo halo mulu ih! Kenapa telfon? Tumben.

Aduh, gue harus ngomong apa? Batin Reina resah. Mengigit kukunya gemas.

Sumpah, lo ganggu gue deh! Gue tuh mau telfonan sama pacar gue!

Raut wajah reina seketika menjadi datar.

"Bucin!"

Ya ya terserah! Kenapa telfon ih!

"Gue mau pergi."

Pergi? Kemana? Tumben pamit, biasan--

"Pindah."

Pindah? Maksudnya? Gue gak paham!

Menutup mata, Reina berkata lirih. "Singapore."

Hening...

Lo bercanda kan? Libur sekolah masih jauh, Rei! Gilak lo, apaan sih?

"Gue sekeluarga mau pindah."

JANGAN BERCANDA!

"Enggak."

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now