[49] Your'e Mine!

11.3K 603 87
                                    

Pagi ini.... Reina datang lebih pagi dari biasanya.

Dia kerasukan hantu mantan jendral? Bukan!!

Dia datang pagi-pagi buta ya karena ulah Leo. Pemuda itu dengan sengaja menyuruh Reina datang sepagini ini untuk menemaninya di ruang osis.

Dan Reina menyesal parah karena menurut, karena yang dia lakukan sedari tadi adalah hanya duduk diam manis di sebuah bangku datar sehingga membuat otot-otot pantatnya kaku dan mengeras!

Dan Leo sendiri sedang fokus memelototi laptopnya di kursi singgasana nya yang empuk. -_

"Lo... emang beneran gila, ya? Bisa mati dadakan gue kalau harus duduk selama dua jam disini!" Protes Reina sambil berdiri, merenggangkan otot-ototnya.

"Mau kemana lo? Duduk!" Sambar Leo cepat dengan nada perintah.

"Capek bodoh!" Deliknya, menghentakkan kaki kesal.

Leo mendengus, mata tajamnya kembali menatap layar laptop. "Yaudah, jongkok aja sana." ujarnya kelewat santai.

"Bedebah!" Desis reina murka, lalu tanpa banyak bicara berjalan menghampiri jendela yang menyuguhkan pemandangan halaman sekolah sambil mencoba menikmati udara pagi yang masih segar. Agar hawa panas yang mengelilingi  kepalanya bisa hilang.

Kedua tangan Reina perlahan menarik lengan seragam sweater hitam yang dia kenakan. Lalu melipat kedua tangannya di dada.

Beberapa detik kemudian, kedua mata indahnya yang sayup berkedip dua kali. Merasa speechlees dan... tertarik.

Seperti di sebuah novel-novel, ada seorang pemuda jangkung yang tampan dengan rambut yang tersisir rapi kebelakang dengan wajahnya yang sangat teduh sedang berjalan di koridor sekolah yang masih sepi.

Tangan kanannya yang dilingkari jam berwarna hitam tersampir di bibir saku celana, dan tangan satunya dibiarkan mengayun halus mengiringi langkahnya yang lebar namun santai dan berirama.

Pandangannya lurus, dan aura yang dikeluarkan benar-benar berkarisma. Mampu memikat siapa saja yang menatapnya.

Reina tak sadar, jika Leo tengah berdiri pas di belakangnya. Menatap datar Reina dan apa yang gadis itu lihat.

"Jaga mata! Bintitan mampus, lo!" Gumam Leo tepat di telinga Reina. Reina sangat terkejut dan bahkan bulu-bulu halus di lehernya meremang saat terkena nafas hangat Leo.

"Berisik!" Dumel Reina, mendorong Leo agar menjauh. Satu kata untuk saat ini, risih!!

Bukan leo namanya kalau menyerah begitu saja.

Dengan sengaja pemuda tampan itu memajukan tubuhnya hingga Reina terhimpit. Tak bisa bergerak bebas, membuat gadis itu deg-deg an. Takut jika Leo berbuat macam-macam.

Ingat! Leo itu cowok gila!! Dan orang gila akan berbuat apa saja yang dia mau, dan tentunya nekat.

Psychopat!

Leo memajukan wajahnya, menatap dalam mata Reina yang bergerak bebas dan sesekali menatapnya.

"Ma-- mau apa lo? Jangan macam-macam ya." Peringat Reina, kedua tangannya sudah mengepal erat, siap untuk meluncur bebas di wajah mulus bak dewa yunani milik Leo.

Senyum devil tercetak jelas di bibir sexy Leo. "Macam-macam? Gimana tuh maksudnya?"

Menelan ludah, Reina bergerak gelisah. Sungguh, traumanya terasa kembali bangkit saat Leo mengurungnya seperti ini.

Bahkan, keringat di dahi Reina sudah sebesar biji jagung.

Leo terkekeh melihat reaksi Reina yang kelimpungan tapi herannya gadis itu masih saja memasang wajah angkuh. Dia pun kembali menegakkan tubuhnya dan menjauh sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now