[76] Boba

2.5K 396 110
                                    

Hari ini, dengan keras kepala Reina ingin berangkat ke sekolah karena ada ujian yang sangat penting. Revin tentu saja menentang permintaan itu, tapi akhirnya mereka membuat sebuah kesepakatan jika Reina akan berangkat dan pulang bersama Revin titik gak pakai koma!

Dan disinilah mereka, berangkat sekolah pagi buta sesuai keinginan Reina. Alasannya, ya dia malas jika menjadi pusat perhatian, apalagi jika warga sekolah melihat dia datang bersama Revin bukan Leo. Mereka masih mengira dia kekasih Leo.

Jujur, wajah Reina masih mengantuk. Saat mobil Revin sudah sampai di parkiran sekolah, Reina yang sedang memeluk tas nya dengan mata kiyep langsung turun.

Tapi Revin menahan bahu Reina hingga gadis itu kembali terduduk.

"Dasi lo!" Tegur Revin sambil membenarkan dasi Reina. Reina itu sangat malas dan tak suka memakai dasi. Bahkan sejak kecil gadis itu suka sekali menghilangkan dasinya. Membuat Daniar marah, pemborosan pikir Daniar.

"Udah," Reina pun langsung turun setelah bergumam thanks. Dia berjalan santai sambil membenarkan masker hitam yang di pakai, biar lebam di wajahnya tak terlihat.

Dilain sisi, Revin berjalan tanpa suara dengan jarak tiga langkah di belakang Reina. Dia mengikuti Reina terus hingga gadis itu masuk ke dalam kelas dan langsung merebahkan kepalanya di atas meja, tidur.

Revin tersenyum simpul lalu kembali melangkah menuju loker nya terlebih dahulu sebelum menuju kelas.

Dia duduk di meja sambil membaca buku tentang luar angkasa. Hingga kelas yang tadinya hanya dirinya seorang, kini satu persatu murid kelasnya berdatangan.

"Woi, pagi sob!" Sapa Virgo dengan wajah sumringah.

"Yoi!"

Mereka berbincang seru tentang otomotif, hingga seroang murid cantik baru berwajah Jepang berdiri di sebelah meja Revin. "Pagi, Revin... Vigo!"

"Hai, Selamat pagi ( bahas jepang.)

Sedangkan Revin hanya mengangguk sekilas, tak seperti biasanya.

Revin tiba-tiba membuka bukunya sambil memasang earphone putih si kedua telinganya. Seperti fokus sedang mengerjakan sesuatu. Membuat Sakura heran karena Revin tak seperti biasanya yang akan mengajaknya untuk mengobrol.

Revin sendiri berusaha tak menggubris tatapan Vigo dan Sakura yang sekarang menatapnya dengan pandangan aneh.

Akhirnya, karena di cuekin Revin, Sakura pun kembali ke bangunnya dengan raut sedih.

Vigo langsung menyikut-nyikut lengan Revin, membuat Revin melepas earphone nya. "Kenapa? Kalian bertengkar?"

"Siapa?" Tanya Revin malas.

"Lo sama Sakura, lah! Masa gue sama pembokat lo!"

"Gak ada!"

"Alasan! Lo kentara banget loh tadi ka--"

KRINGGGGGGG.

"Selamat pagi anak-anak, buku paket kimia halaman 201 ya."

Untung saja, batin Revin.

***

Bel istirahat berbunyi, Vigo kali ini langsung pergi karena hendak makan bersama pacar barunya. Dasar playboy!

Revin sendiri masih betah di tempat duduknya, berbalas pesan dengan Reina. Hingga suara deheman seseorang membuatnya harus mendongak.

Ternyata Sakura. Gadis itu memang setiap jam istirahat akan pergi ke kantin dengan Revin. Jadi semua teman kelasnya tak terkejut saat Sakura menolak ajakan mereka dan memilih untuk menghampiri sang pangeran kelas, Revin.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora