[2] Alasan Reina

20.5K 1.1K 21
                                    

Hari dimana ketakutan terbesar Reina pun tiba. Dia sudah lengkap dengan seragam dan atribut MOS yang melekat pada tubuhnya.

Beberapa kali Reina melirik pantulan kaca besar, mengumpati dirinya sendiri yang terlihat bodoh karena harus mengepang rambutnya menjadi lima bagian karena rambut di kepang sebanyak bulan kelahiran.

Reina dan Revin lahir bulan Mei, dimana dia harus mengepang rambutnya menjadi lima bagian. Itu... Terlihat mengenaskan bukan?!

Apalagi ditambah dirinya harus memakai kalung bergandul lima Snack, oh tak lupa juga dengan tas yang terbuat dari karung goni. Dan juga kaos kaki berwarna hitam di kaki kiri dan putih di kanan.

Kalian bisa membayangkan kan betapa konyolnya dirinya saat ini? Mirip seperti orang gila.

Tiba-tiba pintu terbuka lebar dan tawa keras terdengar. Revin bersandar pada pintu, menatap Reina dengan tawa yang menggelegar, tangannya menunjuk-nunjuk Reina seolah Reina adalah badut sirkus yang kabur, oh atau lebih tepatnya orang gila yang kabur dari RSJ lalu kejebur di got.

"Diam lo, Kampret!" Teriak Reina emosi, melempar Revin dengan bantal yang nyatanya tak sampai pada pemuda itu, semakin membuat Reina mendidih.

Dirinya sangat iri dengan Revin! Dan ingin sekali bertukar posisi.

Bagaimana tidak? Penampilan Revin tidak segila dirinya? Pemuda itu hanya mengenakan kemeja putih sekolah dengan dasi yang terbuat dari pete, ikat pinggang tali rafia, dan tas yang terbuat dari karung beras.

Tidak sekonyol dirinya kan? Dan Reina membenci itu.

"Cie.. mau jadi orang gila baru, nih?" Goda Revin, masih bersandar pada pintu. Tak mau dekat-dekat dengan Reina karena tidak mau kena amuknya.

"Bacot, deh!" Reina berdiri, menenteng tasnya lalu berjalan menghampiri Revin dengan kaki yang diseret malas.

Revin tersenyum lebar, merangkul pundak Reina yang tingginya hanya sebatas dadanya. "Udah, Lo tetep cantik meskipun kayak gini. Orgil!"

Reina berdecih, mulai menuruni anak tangga. "Gue tau kalau gue cantik dari lahir ya. Dan gue gak tersanjung dengan pujian lo tuh."

Revin menahan senyum, dia menarik satu kepangan Reina hingga gadis itu mengaduh.

"PD nya selangit, lu!" Revin terkekeh, "Untung yang cowok gak macem-macem syaratnya jadi gue gak ribet. Gak kebayang deh kalau gue jadi cewek."

Reina tersenyum kecil, "Yaudah, bersyukur aja Lo daripada ngejek gue."

Revin tersenyum geli, menarik dua kepangan Reina keras lalu berlari pergi menuju dapur dengan tawa.

"REVIN!"

▶◀

Revin dan Reina sepakat untuk tidak pergi ke sekolah bersama. Revin dengan motor nya dan Reina yang akan pergi dengan Fero, Dady nya.

Beberapa hari yang lalu, Revin dan Reina membahas sesuatu yang penting untuk keduanya.

Reina memutuskan jika selama masa SMA, dirinya akan berpura-pura tidak mengenal Revin, begitupun sebaliknya. Karena demi keselamatan masing-masing.

Revin jelas menolak mentah-mentah dan sempat marah. Tapi dengan cepat Reina menenangkan pemuda itu dan menjelaskan jika Reina tidak mau membuat nama baik Revin jelek karena ulahnya nanti. Dan selain itu, ada alasan yang langsung membuat Revin bungkam. Yaitu menghindarkan Reina dari sifat iri para fans Revin.

Revin jelas tidak mau membuat kakaknya itu menjadi bahan bully para fans nya nanti, seperti sedia kala. Dan karena muka memelas dan suara meyakinkan Reina, Revin pun mengangguk setuju walau berat.

Pemuda itu berkata dengan tegas meskipun mereka berpura-pura tidak saling mengenal tapi Revin akan selalu mengawasinya dan menjaga Reina.

Kalimat itu mampu membuat hati Reina menghangat, dan dengan segera dia memeluk Revin erat. Menahan tangisnya.

Kesepakatan pun berhasil.

Dan saat ini Reina sedang di dalam mobil bersama Fero yang sedang menyetir. Pikiran Reina melayang entah kemana. Kesepakatan yang dia pikir matang-matang kembali berputar dalam otaknya tanpa dia suruh.

Bukan tanpa alasan Reina mengatakan kesepakatan itu. Karena Reina tidak mau menjadi bahan omongan dan cibiran orang-orang tentangnya dan sifatnya yang bertolak belakang dengan Revin.

Reina tahu jika nanti Revin akan menjadi siswa populer disekolah. Karena wajah ganteng dan sifat friendly Revin membuat pemuda itu banyak yang menyukainya. Ditambah Revin yang pintar dan suka mengikuti lomba debat bahasa Inggris. Semakin membuat semua mata menatapnya kagum.

Sangat berbeda dengan Reina yang suka bikin onar, jutek dan dibenci semua orang. Reina yang brutal dan tak taat aturan membuatnya tidak disukai. Apalagi fakta mengatakan jika dirinya itu kembaran seorang cassanova, Revin. Sangat tidak pantas sekali.

Banyak yang membanding-bandingkan keduanya dan itu terkadang membuat hati Reina tertohok. Mereka para fans Revin yang tidak menyukainya dulu sewaktu SMP selalu mengatakan jika Reina seorang parasit untuk Revin dan dirinya tidak pantas menjadi saudari kembar Revin. Reina hanya pantas sebagai babu Revin.

Apa kalian tahu bagaimana perasaan Reina saat itu? Rasanya begitu sakit! Seperti ada satu pisau kecil namun sangat tajam, menghujaminya berulang kali hingga ia lupa caranya bernapas. Bahkan Reina yang jarang menangis pun meneteskan air matanya saat menyadari itu semua.

Dan untuk masa SMA kini dia tidak mau lagi menjadi parasit untuk Revin. Dirinya ingin menjadi dirinya sendiri. Menjadi seorang penyendiri dan berkelahi menjadi kesukaannya.

Dan Reina tidak mau karena ulahnya yang suka berkelahi dan membuat onar membuat nama baik Revin tercoreng.

Dia tidak mau membuat Revin menjadi orang yang di benci juga karena kehadirannya. Biarkan Reina sendiri yang menanggung itu semua. Karena walau sebenarnya mereka kembar tapi dunia mereka berbeda.

Revin dengan dunia secerah matahari dan Reina dengan dunia segelap malam.

Tidak adil memang, tapi apa dia berhak menyalahkan sang takdir jika semua ini sudah menjadi garis takdir mereka.

TBC-

▶ Bagaimana menurut kalian seorang 'REINA' , itu?
▶Jangan lupa Vote + Coment
▶Ajak teman-teman kalian baca cerita ini ya..

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt