[25] Milik Gue

11.7K 712 9
                                    

Padahal baru update 5 hari yang lalu, tapi rasanya tangan gatel banget pingin update lagi lagi dan lagi.... ((:

🐰

Motor besar itu berhenti di sebuah garasi rumah minimalis yang tampak asri. Sang pemilik pun turun dan masuk ke dalam rumah sambil bersiul ringan.

"Si Babi udah pulang belum, ya?" Gumam Revin bermonolog. Dia bergegas menaiki tangga dan berhenti di depan pintu kamar Reina.

Sejenak dia berpikir apakah dia langsung masuk atau kembali ke kamarnya.

Khawatir, akhirnya Revin mengetuk dua kali dan langsung membuka pintunya. Untungnya tidak dikunci.

Revin memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan berjalan masuk dengan pelan. Menatap Reina yang terlelap di atas kasur dengan selimut tebal bergambar Wonder Woman.

Revin menghela, duduk di bibir kasur. Menatap wajah teduh Reina saat tertidur. Begitu damai.

Tangan Revin terulur untuk mengelus puncak kepala Reina. Dari lubuk hati terdalam, dia benar-benar sayang kepada saudari kembarnya ini. Dia bahkan rela menaruhkan nyawanya untuk Reina.

Setelah cukup lama, Revin mengambil sebuah coklat dari tasnya lalu menaruhnya di atas nakas. Itu untuk Reina, dan satunya lagi sudah dia kasih kepada Sakura.

Revin tersenyum lembut, dia mengecup singkat kening Reina yang hangat. "Cepat sembuh, twins."

Setelah itu pemuda tampan itu beranjak pergi menuju kamarnya karena dia juga mengantuk dan lelah.

Dua hari berlalu, akhirnya Reina memutuskan untuk pergi sekolah karena malas berada dirumah. Apalagi Ajeng berkata ada banyak tugas yang menumpuk.

Reina menuruni tangga dan berjalan menuju dapur, ternyata sudah ada Revin disana yang sudah bertengger manis di sebuah kursi dengan tersenyum-senyum sendiri menatap ponselnya. Gila!

Mereka memutuskan untuk pergi sarapan di pinggir jalan saja, karena mereka tidak pandai memasak dan juga Daniar belum kembali.

Revin melihat ada sebuah tukang bubur, cukup ramai tapi tak apa. Keduanya memutuskan untuk berhenti dan makan sebentar untuk  mengganjal perut.

Saat mereka asik makan dan kadang saling melempar candaan, banyak orang yang menatap keduanya dengan pandangan yang berbeda-beda. Banyak dari mereka yang ikut tersenyum, mengira jika kedua saudara kembar itu adalah sepasang kekasih yang sedang kasmaran.

Apalagi saat dengan santainya Revin mengusap sudut bibir Reina yang kotor. Reina sendiri tampak santai, tak masalah karena toh pemuda sinting yang ganteng itu adalah adiknya sendiri.

Tapi, ada sepasang mata elang yang menatap keduanya dengan pandangan datar. Entah mengapa hati orang itu marah melihat keduanya. Setelah pesanannya jadi, orang itu langsung pergi sebelum dirinya ketahuan oleh Reina dan Revin.

Seperti biasanya, jika Reina berangkat dengan Revin maka gadis itu minta diturunkan di pertigaan yang cukup jauh dari sekolah. Karena biar tidak ada yang curiga dengan mereka.

Dengan tampang tak rela Revin mengegas motornya meninggalkan Reina. Pemuda itu segera meluncur menuju sekolah, berbeda dengan Reina yang memilih menyumpel kedua telinganya dengan sebuah headset putih kemudian berjalan santai menuju sekolah.

Itung-itung ohlaraga..

Sesampainya di kelas, dia terkejut melihat sudah banyak murid kelasnya yang sudah datang dan tengah fokus berkutat dengan buku tulis.

Reina berjalan menuju bangkunya, disana sudah ada Ajeng yang sedang terburu-buru menulis sesuatu dengan wajah yang panik. Bahkan beberapa kali sahabatnya itu berteriak tak jelas, entah karena apa.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now