[79] Jelous

2.3K 378 134
                                    

Baca nya sambil makan ya, moms

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baca nya sambil makan ya, moms.
Biar ga marah2 terus. 🥘

.
.
.
.


Untuk pertama kalinya, setelah beberapa hari menghilang akhirnya Leo memunculkan batang hidungnya. Mema
sang senyum manis, pemuda itu menghampiri seorang siswi yang sedang duduk sendiri di bangku taman.

EHEM.

Reina, gadis dengan rambut tergerai dengan sebuah novel tebal di tangannya menoleh. Menatap datar Leo yang sudah duduk di sebelahnya tanpa permisi.

Reina merotasikan matanya saat melihat Leo masih bertahan dengan senyum nya tanpa membuka suara. Membuatnya kembali menyelam dalam dunia novel. Menghiraukan pemuda itu.

Leo menghela napas sabar, merasa dikacangi. Iseng, sebelah tangannya yang bebas menarik ujung rambut Reina. Membuat sudut mata Reina bergerak melirik Leo. "Suka banget ya tarik rambut orang?"

Leo mengangguk santai, kembali menarik ujung rambut Reina. "Rambut lo jelek, apalagi kalau kena angin."

"Jujur banget ya sampai nembus ke hati." Balas Reina sarkas, tak lupa mata sipitnya yang melotot.

Leo tertawa ringan, "Lihat deh," pemuda tinggi dengan rambut tertata rapi serta wajah yang tampan yang sangat mendukung itu mengangkat jepitan matahari putih.

Leo tertawa ringan, "Lihat deh," pemuda tinggi dengan rambut tertata rapi serta wajah yang tampan yang sangat mendukung itu mengangkat jepitan matahari putih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bagus kan?"

"Bagus." Balasan Reina membuat Leo tersenyum lebar. "Mungut di jalan mana?"



DAMN!



Mimik wajah leo berubah datar sedatarnya, membuat Reina tertawa mengejek.

"Di kolong jembatan. Puas?" Sinisnya.

"Turun jabatan jadi pemulung sekarang, eh? Gak nyangka." Reina menggelengkan kepala pelan, kembali membaca novel.

Leo bersandar pada punggung bangku, menatap jepitan di tangannya. "Kata pepatah, kalau ada orang yang ngajak ngomong itu taruh bukunya sebentar. Dengerin, perhatiin, jawab dengan menatap wajahnya. Sesederhana itu menghargai orang lain."

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now