[24] Jauhi dia!

12K 685 23
                                    

Revin tersenyum lebar membaca balasan pesan Sakura. Gadis itu menyetujui ketika Revin mengatakan ingin menjemputnya sepulang sekolah.

Revin bersorak dalam hati. Dia memasukkan ponselnya dalam saku dan langsung bergegas menuju parkiran dengan semangat yang menggebu.

"OI, VIN? GUE DULUAN!" teriak Vigo yang sedang membonceng pacarnya saat melintas.

Revin hanya tersenyum sambil mengangkat ibu jarinya. Dia memakai helmnya lalu menyalakan mesin motor dan melajukan motornya menuju sekolah Sakura yang tak jauh dari sekolahnya.

Hanya setengah jam-an.

Sakura sendiri dengan semangat berjalan menuju gerbang. Setibanya di sana dia melihat seorang pemuda jangkung yang memakai seragam berbeda dengannya, sedang bersandar pada tembok dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya. Kepalanya menunduk, menatap sepatunya yang sedang menendang kerikil, Revin!

Tampan,

Sakura tersenyum malu, dia berlari kecil mendekati pemuda itu.

"Hai, Revin.."

Revin langsung menoleh, dia tersenyum hangat melihat Sakura. "Hai, juga Sakura!"

"Lama, ya? Maaf."

"Eh, enggak kok. Ini juga barusan sampai." Revin tersenyum menenangkan, membuat hati Sakura adem. "Ayo, aku antar pulang."

Sakura mengangguk dan mengikuti Revin. Revin yang sudah duduk anteng mengulurkan tangannya untuk membantu sakura naik keboncengannya.

"Pegangan ya, ntar kamu jatuh kalau gak pegangan. Aspalnya keras enggak empuk soalnya."

"Iya."

"Peluk joga boleh, boleh banget malah."

Sakura mendengus, "Modus, ih! Ayo jalan!"

"Siap, tuang Puteri dari negeri Jepang."

Sakura dan Revin sama-sama tertawa, dan motor pun melaju meninggalkan sekolah Sakura.

Tak lama mereka sudah sampai. Sakura turun dan membenarkan poninya yang berantakan karena tertiup angin. Revin sendiri menyugar rambutnya kebelakang, mata Reina tak berkedip saat Revin melakukan hal tersebut. Apalagi pemuda itu tanpa sadar menjilat bibir bawahnya yang berwarna merah jambu. Erght!

KADAR KETAMPANAN REVIN TAMBAH BERLIPAT KALI LEBIH TAMPAN!

Oke, mungkin Sakura berlebihan tapi emang kenyataannya seperti itu!!

"Haloo, kamu kenapa, Sakura?" Ringis Revin, ditatap sebegitu intens membuatnya gugup juga.

"E-- eh?" Sakura membuang pandangannya, rasa panas menjalar di area wajah hingga telinga.

"Ka-- kamu mau mampir tidak?" Tanya sakura canggung, kedua tangannya saling meremas di bawah sana.

Revin menampilkan wajah menyesal, dia sangat ingin untuk masuk kedalam rumah sakura dan bertemu calon camer-- eh, maksudnya kedua orangtuanya Sakura.

Tapi, dia harus ke tempat Reina. Karena kakak kembarnya itu menjadi prioritas number one dihatinya saat ini.

Revin hendak membuka mulutnya tapi ponselnya bergetar. Revin merogoh sakunya dan menyalakan ponselnya, ada sebuah pesan.

Reina babi
- gak usah jmpt,
- g ush kwhtr, gw d jmpt temen
-g ush bct! Bye

Revin membulatkan matanya, ibu jarinya buru-buru mengetikkan sebuah balasan.

Revin Ganteng
HAH? MO PULANG SAMA SAPA LO??
Emang lu punya temen?
Tuyul kali? Gw jemput aja, deh!
Ga usah aneh2 ya. 😠😫

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now