[62] Accident

6.1K 558 149
                                    

"Lo beneran pulang sama kak, Marcell?" Bisik Revin pada Reina.

Reina sendiri hanya mengangguk kecil.

"Gue sih percaya aja sama dia soalnya dia kan baik banget. Tapi perasaaan gue gak en--"

"Perasaan lo aja kali!" Bantah Reina sambil melirik Marcell yang berjalan di sebelahnya. Mereka bertiga berjalan menuju pintu keluar mall.

"Tap--"

Reina menatap Revin dengan dalam, dan Revin hanya bisa menghela napas panjang. "Oke, fine! Lo pulang sama dia, tapi langsung pulang ya jangan macam-macam lo!"

Reina merotasikan matanya malas, "He em!"

Setelah sampai di parkiran motor mereka pun berpisah. Reina yang sudah memasang helmya pun langsung naik ke boncengan Marcell.

"Siap?"

"Iya!"

Mereka saling melempar senyum dan motor hitam tersebut pun langsung melesat pergi.

Motor melaju dengan santai dan mereka seperti sedang menikmati momen tersebut. Reina jadi berpikir, di bandingkan dengan Leo yang kalau naik motor ugal-ugalan seperti di kejar depkolektor, Marcell lebih santai dan menjaga Reina sekali. Bahkan sesekali pemuda tampan itu mengajak Reina mengobrol ringan agar dirinya tidak bosan.

Ban motor pun berhenti saat lampu merah menyala. Marcell membuka kaca helm full face nya lalu sedikit menoleh kebelakang.

"Reina?"

"Iya?"

"Maaf sebelumnya tapi apa kamu... nyaman?"

Reina terdiam, tak tahu harus membalas apa. Jujur dia nyaman, tapi dia terlalu kaku untuk mengatakan 'iya'

"Kamu suka?" Tanya Marcell lagi.

"Wajib di jawab ya, kak?" Gumam Reina  sambil menggigit pipi bagian dalam.

Marcell terkekeh, "Iya dong."

Reina tersipu malu, "I-- iya, su-- suka."

"Gemesin banget, sih?" Marcell tertawa, membuat Reina membuang wajahnya malu.

"Tak jauh dari sini ada tempat yang sangat indah. Kapan-kapan aku ajak kamu ke sana. Mau? Aku yakin kamu suka."

"Beneran?"

"Iya!"

"Iya, mau! Janji ya?"

"Iya janji, tapi nunggu waktu yang tepat ya." Marcell melempar senyuman manisnya lalu kembali mengegas motornya karena lampu rambu sudah berwarna hijau.

Tiba-tiba awan hitam muncul bersama angin yang berhembus kencang. Membuat Reina merasa merinding. Pasti hujan akan turun sangat deras.

Marcell pun menyadari jika tak lama, bahkan bisa di tebak jika beberapa detik lagi rintikan air hujan yang tajam akan membasahi separuh bumi.

"Kamu pegangan ya, aku mau sedikit ngebut!!"

"Iyaa!!" Dengan ragu, Reina menggenggam sweater yang Marcell kenakan.

Entah mengapa tiba-tiba jalanan mulai sepi, mungkin beberapa orang lebih memilih untuk tetap di dalam rumah dan cafe saat awan hitam berkerumun di atas sana. Seolah menghindari sesuatu kenikmatan yang sangat di gantungi manusia. Tanpa air, semua makhluk akan mati.

Marcell pun semakin menarik pedal gas, dia tidak mau sampai reina sakit jika terkena hujan. Lebay memang, tapi dia sangat khawatir dan tak mau membuat gadis itu sakit apalagi karena nya.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now