[27] Berengsek

11.3K 665 25
                                    

Btw, ada yang suka cerita romance gak? Absen dulu yuk, mau ku hitung! >,<
Kalau banyak aku mau bikin cerita Romance!!! 😆😣


-RR-


05:00

Kringgggggggggg!!

Reina menggeliat saat tidurnya terusik dengan suara jam weker. Dengan malas tangan Reina menggapai-gapai jam berbentuk bintang tersebut lalu mematikannya.

Sejenak, Reina mengerjab-ngerjabkan matanya untuk mengumpulkan nyawanya. Dia menatap langit-langit kamar dengan berpikir keras.

Setelah mendapat jawaban, gadis itu langsung terduduk. Dia sengaja menyeting alarm jam lima, padahal gadis itu biasanya bangun jam enam pagi.

Sengaja, karena dia tidak mau Marcell masuk ke dalam rumahnya dan dia akan bertemu dengan Revin. Oh, tidak.. bisa tamat riwayatnya dan juga bisa hancur berantakan semua sandiwaranya dengan saudara kembarnya itu.

Dan lebih parahnya lagi, Reina tidak mau Marcell bertemu dengan kedua orangtuanya. Daniar dan Fero!!

Reina menggeram, dia menggaruk-garuk kepalanya yang terasa gatal. Dia sangat khawatir, semalam kedua orangtuanya sudah pulang.

Tak ingin hal buruk akan terjadi, secepat Flash Reina berlari menuju kamar mandi dan mandi secepat kilat.

Setelah selesai, dia buru-buru menuruni tangga dengan memakai sweater berwarna maroon.

Reina berniat akan menunggu Marcell di depan pagar saja, agar Marcell tidak bertemu dengan keluarganya. Bukannya apa-apa Reina melakukan itu, hanya saja dia tidak pernah membawa seorang pemuda memasuki rumahnya. Bisa heboh pasti!!

"Hei-hei!! Mau kemana kamu, Reina?" Teriak Daniar dari dapur saat melihat Reina sedang berjalan terburu-buru menuju pintu utama.

Reina membeku, dengan wajah tegang dia menolehkan kepalanya. Mendapatkan Daniar sedang berjalan kearahnya dengan wajah bingung.

"Kenapa terburu-buru? Dan.. tumben sekali pagi-pagi gini kamu udah bangun dan rapi, hm?" Selidik Daniar dengan mata tajamnya. Menatap Reina dari bawah hingga atas.

Reina menelan ludah, berusaha bersikap setenang mungkin. "Mamy.. Re-- Reina.. buru-buru soalnya hari ini Reina ada piket dan juga.. ada urusan penting!"

Daniar menatap Reina dengan pandangan tak percaya.

Reina menarik napas, tahu jika mamy nya ini tidak akan percaya kata-katanya dengan mudah. Alhasil, dengan cepat Reina mengambil tangan Daniar lalu menciumnya. "Reina berangkat dulu, ya. Assalamualaikum!" Setelah itu dengan jurus seribu bayangan Reina pergi dari hadapan Daniar.

"Waalaikumsalam. Dasar anak ini!" Daniar menghela sabar, setelah melihat Reina menutup pintu. Dia berbalik badan, mengayunkan kakinya menuju dapur untuk kembali melanjutkan aktivitasnya, memasak.

Reina berhenti di depan gerbang rumahnya. Dia sudah ngos-ngosan karena berlari dengan cepat dari pintu rumah menuju gerbang yang cukup jauh.

Renia menegakkan tubuhnya, merapikan pakaiannya yang berantakan. Apalagi rambutnya yang dia gerai jadi acak-acakan karena berlari.

Menjilat bibir bawahnya, tangan Reina bergerak mencepol rambutnya asal. Dia pun menyenderkan punggungnya pada dinding samping pagar sambil melipat kedua tangannya di tangan. Menunggu kedatangan Marcell.

Mata Reina menatap jam putih pada pergelangan tangannya. Masih pukul 05.45. Terlalu pagi, dan Reina menggeram frustasi karena sikapnya yang aneh ini. Akhirnya dia dengan sabar menunggu Marcell datang, dan dengan pandangan was-was sesekali dia menoleh ke arah rumahnya. Siap tahu Fero atau Revin tiba-tiba muncul. Bisa tamat riwayatnya.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now