[85] Kebencian Revin

2.7K 449 142
                                    

Yang malmingnya buka wattpad,
ayo merapat.🦖

....

Malam ini terasa sangat.... biasa saja. Gadis dengan celana pendek longgar bermotif batik dengan kaos hitam kebesaran sedang duduk di sofa sambil bermain game di ponselnya.

Sesekali bibirnya mendesis saat melihat timnya yang bodoh dan saat dia kena serang. Dia bahkan mati-matian tidak mengumpat keras karena tak jauh darinya ada Daniar yang sedang nonton sinetron.

Kepala Reina mendongak saat melihat ada yang datang, ternyata Revin.

Revin duduk di sebelah Reina, mengamati reina yang sedang bermain game.

"Lari Rei lari.."

"Tembak anjir! Tuh sembunyi-sembunyi!"

"Kan-kan kena tembak! Cepetan bales tembak!"

"Yah.. Kan mati mati. Fiks mati kalah lo. Re--- bughtt!"

Reina memukul wajah Revin dengan bantal sofa, "Bisa diem gak sih, mati nih gue!" Sentaknya kesal, mendelik tajam. "Gak mood gue!" Membuang ponsel lalu memejamkan matanya.

Revin meringis, bersandar pada bahu Reina. "Maaf! Gitu aja marah. Cuma game doang!"

"Bodo."

"Rei!"

"Amat!"

"Gak jelas!"

"Bodo amat bambang! Sana minggir."

"Ogah!" Revin malah lebih memeluk erat tubuh Reina dari samping. Reina terus meronta bahkan menjambak rambut Revin yang masih basah.

"Sakit!" Pekiknya saat Revin mengigit bahunya.

Revin mendongak, tersenyum puas. "Salah sendiri gak bisa diem! Udah, gue lagi males ribut sama lo." Kembali merebahkan kepalanya di pundak Reina.

Reina hanya bisa mendengus pasrah, "Mam, anak manja mamy nih. Lebay banget."

Daniar hanya terkekeh dan kembali menonton sinetron.

"Rei... akhir-akhir ini wajah gue kering banget. Gak enak deh rasanya." Keluh Revin, "Rasanya kaku gitu."

Mendengar itu, Reina jadi meraba wajahnya. "Wajah gue malah ada jerawatnya, Vin." Lirihnya.

"Maskeran yuk Rei, kayak mommy ituloh. Kata Mommy kan masker bagus buat wajah."

"Terus?"

"Nabrak! Ya ayo beli lah. Biar wajah gue gak kering kek kanebo gini. Ntar ketampanan gue berkurang! Kan bahaya!"

Reina merotasikan matanya malas, mendorong tubuh Revin. "Gak usah beli. Gue punya.... lima di kamar deh kalau gak salah. Biar gue ambil dulu."

Revin menatanya heran, "Sejak kapan lo pake dan nyimpen masker, Rei? Kok gue ga tau?"

Reina berdiri, "Sejak negara api menyerang! Lo mau yang varian apa?"

"Bawa semua kesini. Biar gue pilih!"

"Tck! Manja banget lo."

"Sekali-kali, sana buruan ambil. Ntar jadi kanebo beneran kulit gue." Revin bergidik ngeri.

"Iya, baginda raja kodok!" Kesal Reina kemudian melangkah pergi menuju kamarnya.

"Nih," Revin mendongak dari ponsel Reina, pemuda itu habis melihat-lihat isi ponsel Reina. Dan Reina tak masalah dengan itu.

Revin menerima box kardus tersebut, "Bagus kardusnya. Gue buka ya."

Reina mengangguk, duduk sebelah Revin.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now