[31] Pertengkaran

10.2K 695 14
                                    

"HOI!" teriak Reina tepat di telinga Revin. Membuat pemuda itu terkejut dan menggeram kesal. Revin ingin sekali menyentuh kepala Reina untuk di piting tapi gadis itu dengan gesit menjauh darinya.

"Reina! Kalau datang tuh salam dulu bukannya teriak-teriak!" Omel Daniar sambil berjalan kearah kedua anaknya.

Reina hanya nyengir lebar sambil mengedikkan bahu. Dia mencium tangan Daniar. "Assalamualaikum, mam."

"Waalaikumsalam, sayang!"

Reina mencomot kentang goreng milik Revin diatas meja. Membuat si pemilik berdecak keras.

"Pelit banget, sih?!" Gerutu Reina.

"Revin, gak boleh gitu!" Tegur Daniar saat melihat akan ada pertengkaran antara keduanya. "Kak, kamu ambil puding aja di kulkas. Tadi mamy bikin."

"Oke, siap!" Serunya semangat lalu berjalan menuju dapur.

"Revin juga mau!" Teriak Revin manja. Agar Reina yang sedang berjalan menuju dapur mendengar.

"Ambil sendiri, manja!" Balas Reina berteriak dari dapur.

"Susah! Kasihanilah adek termanismu ini!"

"Ogah!" Revin cemberut, lalu menoleh untuk menatap Daniar dengan pandangan puppy eyesnya.

Daniar menghela. Dia ikut berteriak, "Reina ambilin juga puding Revin!"

Tak ada sahutan, karena Reina lebih memilih mengumpat dalam hati daripada balas berteriak. Lama-lama mereka bertiga bisa teriak-teriak seperti Tarzan, lah dipikir rumahnya ini hutan? Heum.

"Ma, mama tau gak?" Tanya Reina sambil makan puding.

"Apa?"

"Tadi ada yang nyariin Revin di sekolah. Cewek, mam!"

Revin melirik sekilas kearah Reina. Acuh, tak perduli dan lebih asik makan puding sambil nonton kartun busa kuning yang rumornya akan di hapus dari Indonesia.

Miris sekali. So, sad!

"Hah? Terus?"

"Paling juga fans, Revin, itu, mom!" Sahut Revin cuek.

"Pede, gila! Cewek itu beda sekolah, mam! Katanya dia datang karena merasa bersalah sama Revin. Gara-gara Revin nganter dia pulang, Revin di gebukin kakaknya!" Adu Reina dengan wajah polosnya. Balas dendam ceritanya!

Revin sendiri sudah tersedak dan terbatuk-batuk hingga wajah memerah seperti tomat busuk.

Daniar memberikan Revin air mineral. "Pelan-pelan, Revin!" Revin hanya mengangguk.

"Jadi Revin babak belur karena di pukul kakaknya cewek itu?" Gumam Daniar bertanya.

"Iya, mam! Coba mamy pikir, gak mungkin kan kakaknya itu gak mukul Revin tanpa sebab? Hayo, masa Revin cuma anter dia pulang langsung dipukul? Gak mungkin kan, mam!" Reina semakin gencar mengadu, apalagi saat melihat wajah panik Revin. Membuatnya tergelak keras dalam hati.

"Mom.. Momy jangan dengerin dia! Sumpah mom, salah paham aja. Revin gak ngapa-ngapain dia! Suer!" Revin menelan ludah kasar, saat melihat ekspresi Daniar yang berubah.

Ah, pasti Momy nya itu berpikir yang tidak-tidak! Terkutuk lah kau Reina!!!!

"REVIN KAMU APAIN ANAK ORANG, HAH?" Teriak Daniar sambil menarik telinga Revin keras. Melupakan jika sang bungsu baru saja di pijat oleh tukang urut.

"Akh! Mom.. ampun, Mom! Sumpah Revin gak ngapa-ngapain anak orang! Demi tuhan!"

"Jangan bawa-bawa tuhan, Revin!!"

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now