[40] Mampus!

9.5K 664 47
                                    

DAMN!!!

Kurang beberapa anak tangga lagi Reina akan sampai di area kelas 11. Senyum devil masih terpampang jelas di bibir mungil itu.

Berbelok, Reina mendongak dengan bola mata yang bergerak guna mencari papan bertuliskan petunjuk kelas.

Pojok!

Reina semakin mempercepat jalannya, banyak pasang mata keheranan melihat ada seorang adik kelas yang berseliweran di area kelas 11. Bagaiamana mereka tau jika tadi itu adalah adik kelas?

Gampang, pertama karena wajah Reina yang terasa asing dan juga bet segitiga warna hijau yang menunjukkan jika dia seorang kelas 10.

Wow,

Reina bahkan melotot galak saat ada seorang siswa yang sedang menggodanya, membuat gerombolan itu bergidik ngeri.

Reina berhenti tepat di depan pintu kelas bahasa 1. ada dua cowok yang berdiri di tengah-tengah pintu seperti sedang mengobrol. Seperti satpam kelas.

Kedua cowok itu berhenti bicara dan menoleh, menyengrit bingung melihat Reina.

"Adek kecil mau ngapain disini? Nyariin abang?" Goda salah satu dari mereka sambil tersenyum mesum dan diikuti gelak tawa temannya.

Masih memasang wajah datar,

"Kok diam aja dek? Sariawan ata--"

"Firdan!"

"Apa? Firdan? Gue Dendi dek bukan Firdan."

"Mana Firdan?"

"Gak ada." Mereka melipat kedua tangan di dada sambil menatap Reina songong.

"Lo sapa nya Firdan emang? Selingkuhnya ya, wah gilak bisa di amuk Rina lo. Mending sama kita-kita aja. Yo gak bro?"

"Hahaha, yo i."

Reina mendorong kuat keduanya hingga dia berhasil masuk dan berdiri di depan kelas dengan wajah memerah.

Kelas yang semula ramai jadi hening dan berbisik-bisik mengenai kehadiran adik kelas.

"Heh,.siapa lo bocah??" Teriak salah seorang siswi dengan wajah menor. Gaya khas seorang senior yang galak.

"Firdan." Ujarnya datar.

"Ngapain lo cari Firdan?"

"Oh, nama lo Firdan? Hahahhaha!"

"Bening pisan oi!"

"Bukannya dia siapa tuh, yang fotonya di tempel di mading??"

"Apa urusan lo ke sini?"

"Ada urusan. Mana yang namanya Firdan." Jawab Reina masih tenang.

Semua tertawa, dan selanjutnya tak menanggapi Reina dan kembali pada aktivitas masing-masing.

Geram, Reina melangkahkan kakinya maju dan mencari seseorang bernama tag Firdan.

Firdan...

Firdan...

Fir--

Reina tersenyum miring saat seseorang yang dia cari juga sedang menatapnya.

Berada di pojok kelas bersama teman-temannya.

"Wah, ad--"

Bught-

Akhhhh!

Firdan melotot saat adik kelasnya itu tiba-tiba memukul wajahnya dengan keras. Firdan menggebrak meja lalu medekati Reina.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now