[53] Masa Lalu

9.8K 625 80
                                    

Mendengus kesal, akhirnya Leo membantu Reina yang sedang membawa tumpukan buku paket biologi tersebut dengan kesusahan.

Pemuda dengan bet ketua osis tersebut merebut paksa beberapa tumpukan buku tersebut lalu menatap Reina datar.

Gadis berkuncir kuda itu jelas sangat terkejut dengan kedatangan leo. Pasalnya setelah sedikit bertengkar tiga hari yang lalu, mereka tak saling bertemu, menyapa, dan pulang bersama.

Dan tiba-tiba pemuda jangkung itu berada di dekatnya lalu membantunya. Dia pikir.... leo sudah menjauhinya dan tak akan mengusiknya lagi. Membuatnya cukup lega.

"Gue tau gue ganteng. Jadi biasa aja liatinnya."

Reina tersadar, gadis itu langsung membuang wajahnya dengan cepat.

"Mau jadi patung selamat datang? Buruan jalan!" Ketus Leo, yang teryata sudah berdiri beberapa langkah di depan.

Reina tak membalas tapi langsung berjalan mendahului Leo dengan wajah acuh.

Diam-diam, Leo menahan senyum. Memikirkan ekspresi reina yang terkejut dan masih acuh tak acuh dengannya.

Sebenarnya, tiga hari kemarin Leo memang sengaja tak menemui dan mengganggu Reina. Karena dia ada urusan penting, jadi tak memikirkan gadis jutek itu.

Dan entah kenapa leo merasa rindu menjahilinya, membuatnya marah, berteriak keras, dan... menangis. Entahlah, sedari kecil Leo selalu suka membuat orang menangis. Bahkan dulu sewaktu ia masih kecil sering mengguntingi baju dan melepas kepala barbie sepupunya. Alhasil, sepupu nya itu selalu marah kepada leo dan dendam sampai saat ini.

Leo ada ide, kurang tiga kelas lagi mereka akan sampai di kelas Reina. Leo pun menjajarkan langkahnya lalu berkata tanpa menatap Reina, "Gue pegel bawa buku segini banyaknya." Bohongnya, Leo tak merasa keberatan membawa sepuluh buku paket sekaligus.

Reina meliriknya tanpa ekspresi, "Yang nyuruh bawa juga siapa? Ga ada!"

Uhhh, pedasnya. Batin Leo.

"Emang ga ada." Jedanya sambil mengedikkan bahu acuh. "Tapi gue kasian liat cewek lemah bawa tumpukan buku segini tebal dan banyaknya."

"Sial!!" Umpat reina pelan.

"Yaudah sih, gausah bantu. Sok baik banget!"

Leo semakin melebarkan senyumnya, "Syukur deh kalo lo paham."

"Pergi sana!"

"Yakin, ga mau di bawain sampai kelas?"

"Yakin seyakin-yakinnya!"

"Oke!"

Brakkk-

"Eh... Eh.. " Reina segera menyeimbangkan tubuhnya saat Leo tiba-tiba menaruh sepuluh paket tebal di tangannya yang sedang membawa enam paket.

Leo merenggangkan otot-ototnya, "Uh... lega." Leo tersenyum manis, "bawa sendiri ya, pacar leo jangan manja!"

Reina benar-benar ingin menimpuk wajah leo dengan semua buku di tangannya.

Dengan susah payah dan sedikit berjalan cepat Reina meninggalkan Leo.

Leo mengejar Reina, dia menahan bahu gadis itu saat Reina hampir saja terjatuh karena keberatan.

"Keberatan, eh? Yakin ga butuh bantuan gue?" Tanya Leo dengan nada dan wajah menyebalkan.

Reina berdesis, "Gak! Mending lo minggir!"

Leo pun menyingkir, dengan sengaja pemuda itu mendorong bahu reina, dan saat Reina akan jatuh, secepat kilat Leo menahan tubuh Reina.

"Tuh kan jatuh lagi sayang!" Leo menahan tawa, "Karena gue tau lo tuh orangnya sombong dan naifff banget. Pacar idaman ini mau membantumu. " leo mengambil satu buku paket.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang