[87] Surat panggilan

2.7K 440 170
                                    

"REINAAAAA!"

Akkhhh!!!

Teriakan marah disusul dengan teriakan kesakitan itu langsung membuat semua orang membulatkan matanya tak percaya.

Sakura datang dengan wajah memerah lalu menjambak Reina ke belakang hingga gadis itu terjatuh dari atas tubuh Leo.

Sakura jelas tak terima melihat kakak tersayangnya di perlakukan seperti itu oleh Reina.

Sakura menampar Reina keras, napasnya memburu. Telunjukkan terangkat seolah menghina Reina, "APA-APAAN LO PUKULIN KAKAK GUE HAH? DASAR JALANG LO! GUE BENCI BENCI BENCI BANGET SAMA LO!"

Saat sakura hendak kembali menampar Reina, Revin dengan cepat mencekal tangan Sakura lalu menghempaskannya kasar. Revin menatap nyalang Sakura seraya membantu Reina untuk berdiri, tak memperdulikan dagunya yang masih mengeluarkan darah.

Revin menatap Sakura dengan pandangan tak percaya. Gadis yang dia tahu selalu bersikap lemah lembut, baik, dan juga ramah ternyata mempunyai sisi seperti ini.

Memang benar ya ungkapan, Dont judge someone by cover.

"Jangan.pernah.sentuh.Reina!" Tekannya.

Sakura berdecak tak percaya, "Kenapa sih kalian ngerebutin cewek murahan kayak dia hah?!" Bentaknya.

"Murahan? Kalau gue murahan gak mungkin lah mereka rebutin gue." Reina terkekeh sinis, menepis pelan tangan Revin. Berjalan mendekati Sakura. "Kecuali kalau mereka berdua orang paling bodoh didunia."

"Gue tau lo cinta dan terobsesi banget sama Revin. Tapi asal lo tahu," Reina mengepalkan tangannya erat. Napasnya yang panas berdesakan untuk keluar, "Sampai gue mati gak bakal gue restui lo jadi adik ipar gue!"

Sakura yang tak terima dan marah langsung saja menjambak dan memukuli Reina.

Reina diam, membiarkan Sakura melampiaskan hasrat gilanya. Bahkan sampai reina terbatuk darah pun sakura masih menggila. Bahkan Leo, sampai kualahan menjauhkan Sakura dari reina.

Reina membungkuk, terbatuk lalu meludahkan darahnya. Kepalanya mendongak sedikit, "Gimana? Udah?"

Sakura terdiam dan masih menatap Reina dengan kebencian.

"Maju, giliran gue sekarang."

Namun sakura tak maju, dia masih stay di pelukan Leo.

"GUE BILANG MAJU PECUNDANG!" Teriaknya, emosi. Mendekati Sakura. "Jangan ikut campur lo, Leo!" Bentaknya saat Leo menghadang Sakura. Tentu saja Leo khawatir dengan keadaan Sakura, karena dia tahu jika Reina hebat dalam hal bela diri. Karena dia tahu bagaimana dahsyatnya pukulan sang kekasih.

"Apa? Mau apa lo, huh?" Tantang sakura angkuh setelah berhasil lepas dari cegahan Leo.

Reina tersenyum tipis, kini jarak mereka hanya dua langkah.

Reina menyunggingkan senyum manis, lalu...

Brakkkkkk!

Sekali tendangan maut di kepala, Sakura langsung pingsan dengan hidung berdarah.

"Nice," Gumamnya dengan senyum puas. Dengan kedua tangan yang bertepuk ringan.

....

Suhu udara yang dingin membuat gadis berseragam putih dengan hiasan merah khas bercak darah duduk termenung di sebuah kursi besi rumah sakit.

Matanya menatap kosong ubin rumah sakit yang bersih dan dingin.

Setelah kejadian tadi, Revin, Leo, Sakura serta Reina langsung di bawah ke rumah sakit dengan di dampingi guru. Karena Sakura yang pingsan harus mendapatkan perawatan pertama, sedangkan Leo dan Revin berada di satu ruangan perawatan. Dagu Revin harus di jahit dan dahi Leo juga di jahit.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang