[74] Bullying.

2.4K 382 93
                                    

Macan galak.

- ntr plng sm gue?
- Rei?

Reina yang membaca pesan tersebut pun berpikir, lalu segera mengetik balasan dan segera menyimpan ponsel di lokernya karena sekarang dia akan mengerjakan ulangan sejarah dadakan.

Reina.

Ga! -

M

acan galak.

- Bgus deh, lagian ntar gw mau rapat. :v

Satu jam kemudian--

Bel waktu pulang telah berdering, semua murid kelas X IPS 1 pun segera menyelesaikan soal. Setelah selesai satu persatu pun berjalan keluar.

Hari ini Reina piket, hanya ada lima orang di sana. Terkecuali Ajeng, dia baru saja ke luar kelas dengan di jemput gebetannya tadi.

"Reina? Di cariin kak Leo!" Teriak Afgan nyaring dari ambang pintu, sang preman kelas. Membuat Reina yang sedang menyapu lantai dengan diam langsung terlonjak kaget. Bahkan, tak hanya reina yang terkejut. Tapi ketiga teman kelasnya yang juga piket.

Reina berdecak, lalu menggeleng sebagai balasan. Kembali menyapu, tak menghiraukan Afgan yang menggerutu sambil berjalan ke arahnya.

"Lo tuh, bisu apa gimana? Lo kira lagi dangdutan? Geleng-geleng kepala doang? Lo gak kasian kalau gue di ceburin got gegara lo gak mau keluar?" Sembur Afgan sambil menarik paksa Reina ke depan kelas.

"Lepas bodoh!"

"Putri Reina telah sampai pangeran. Sekian, saya jenderal Afgansyah pamit pulang dulu." Afgan hormat lalu segera melangkah pergi.

Reina menggerutu dalam hati, padahal Afgan belum selesai piket tapi udah kabur aja.

"Apa sih?!" Sentak reina kesal saat Leo menarik ujung rambutnya yang di kepang.

"Galaknya!"

"Biarin! Ganggu aja orang lagi piket!"

"Kangen."

Reina membulatkan matanya tak percaya.

"Cinta lo."

"Hah?!"

"Sayang juga."

"HAH?!"

"Hah! Hah! Hah! Mulu." Decak leo lalu tersenyum miring, "Tapi boong. Jangan ke ge-eran."

Merotasikan mata, Reina pun membalikkan badan hendak kembali masuk ke kelas tapi bahunya di tahan leo.

"Nih," Reina terkejut saat pipinya merasakan hawa dingin. Saat melirik, ternyata satu kotak susu rasa strawberry.

Leo berdehem, "Sorry, gak bisa antar pulang. Ada rapat penting." Melihat Reina yang masih terdiam, Leo kembali berkata, "Ambil, buat lo. Gue ikhlas! Sama ini." Leo menyodorkan susu tadi, dua permen kaki dengan satu tangkai bunga matahari yang cantik.

Reina melirik barang itu lalu melirik Leo yang tengah memasang wajah kikuk dengan bergantian.

Gak salah?

"Gue gak mau."

"Gak terima penolakan!" Gerutu Leo lalu menaruh semua pemberiannya ke telapak tangan Reina.

Reina mendengus, akhirnya menerima pemberian Leo. "Ya udah balik sana!"

"Yang tadi gue serius." Kata Leo, terdengar datar di telinga Reina. Bahkan Reina tak menggubris ucapan leo. Karena fokus membuka satu bungkus permen.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now