[10] Unconscious

13.9K 881 16
                                    

"KENAPA LO BISA ADA DISINI?!"

Teriakan kasar itu membuatku dan Marcell sontak menoleh ke arah sumber suara.

Aku membelalakkan mata kaget saat melihat sosok raja setan alias Leo sedang berdiri di ambang pintu roof top dengan wajah sangarnya yang menakutkan.

Leo melangkah maju dengan tangan mengepal, dan aku refleks beringsut mundur hingga mengenai tubuh Marcell.

"Tenang, jangan takut! Ada aku!" Bisiknya menenangkan membuatku mengangguk.

"Ngapain lo ada disini, hah?" Bentaknya lagi saat berada tepat di depanku. Matanya yang menajam itu menatap ku dan Marcell bergantian. "Mau mesum lo berdua nempel-nempel gitu?" Sengitnya, dan sontak membuatku menjauh dari Marcell.

Aku menunduk malu, salah tingkah. Dan Marcell juga menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Leo mencibir dan dengan kasar menarik tanganku hingga berdiri di sampingnya. "Lepasin!" Pekik ku, berusaha lepas dari cengkramannya.

"Gak akan!" Ketusnya sambil mendelik, "Bisa diem gak, sih?"

"Gak akan! Sakit!!" Aku meringis saat Leo sialan ini mengeratkan cengkramannya.

"Jangan kasar sama cewek!!" Kata Marcell sambil menepis tangan Leo dari ku, dan berhasil. Dengan langkah seribu aku langsung berjalan mendekati Marcell dan berlindung di balik badannya.

"Gak ada urusan sama lo! Heh, anak bawang sini Lo!"

Suara menyeramkan Leo semakin membuatku mengeratkan genggaman ku pada seragam Marcell.

"Ah, minggir lo!" Leo mendorong Marcell kasar dan mencoba untuk menarikku.

"Gak, mau! Ih!" Aku menepis tangannya kasar saat Leo hampir berhasil menyentuhku.

"SINI!"

Marcell mendorong Leo menjauh, sebelah tangannya menyentuh ku agar Leo tidak bisa menggapai ku. "Gue bilang jangan kasar sama cewek!!" Nada Marcell naik satu oktaf ketika Leo tak menggubrisnya dan semakin gencar mengincarku.

"Mau sok jadi pahlawan lagi Lo, hah?"

Aku heran, kok ada cowok kasar dan suka teriak-teriak kayak dia?! Apa tidak putus tuh pita suara?

"Gue bukannya jadi sok pahlawan! Tapi sikap lo salah dan terlalu kasar sama cewek!"

Hatiku menghangat mendengar penuturan kak Marcell. Ah~ ternyata masih ada satu yang seperti ini. Semoga dia jodohku, hihihi! Oke cukup Reina.. jangan berpikir aneh-aneh disaat suasana genting seperti ini!

"Caper lo! Sok jagoan!" Leo mendengus kasar, dan saat matanya bertemu dengan mataku dia melotot.

Ingin sekali ku culek matanya tapi tidak berani karena dia lebih tinggi dariku!

"Lebih baik lo pergi deh dari sini!" Usir Marcell akhirnya, membuat Leo semakin menajamkan matanya.

"Lo.. ngusir gue?" Rahang Leo mengeras dengan gigi bergemelutuk, membuatku merinding.

Dan...

Bught!!

Leo menghantam wajah Marcell, dan tak mau kalah Marcell menghantam wajah Leo. Mereka adu pukul hingga tersungkur.

Aku panik, aku memanggil nama Marcell dan Leo berkali-kali tapi tak di gubris sama sekali.

"KAK LEO KAK MARCELL BERHENTILAH, HIKS!"

Tapi sekuat apapun aku berteriak mereka masih saja adu tinju. Padahal wajah mereka sudah berdarah dan mengerikan.

"Kalian membuatku takut, hiks!" Aku terduduk karena tak sengaja terdorong. Aku sedikit lega karena akhirnya Marcell menoleh dan menatapku.

Dia sadar jika ada aku di sini, perlahan dia menghempaskan tangan Leo lalu berjalan kearah ku dengan lunglai.

Marcell duduk di depanku, sebelah tangannya yang berdarah mengusap pipiku lembut. Dan suara serak itu terdengar ditelinga ku, "Hey, tenanglah, uhuk!" Dia terbatuk darah, semakin membuatku menangis. "Aku tak apa, jangan menangis!"

Aku menggeleng cepat, "Tapi kakak berdarah! Itu pasti sakit! Hiks!"

"Tidak." Marcell terus saja terbatuk hingga tumbang. Membuatku memekik karena terkejut. Aku mendekati Marcel dan menepuk pipinya dengan tangan gemetar.

"Kak? Ka-- kak Marcell, bangunlah?!"

"Kak LEO?! Apa yang kakak lakukan sama kak Marcell, hah? Lihat, dia pingsan! Hiks!" Aku berteriak marah, membuat Leo terkejut. Leo juga sama parahnya dengan keadaan kak Marcell tapi aku tidak perduli karena kak Marcell sekarang pingsan!

"Kak Leo jahat.. hiks, jahat! Aku benci kak Leo!"

Reina POV end.


Leo membeku saat melihat Marcell pingsan, apalagi anak bawang itu berteriak kearahnya membuatnya terkejut bukan main.

Leo meredam emosi dan kekawhatirannya. Dia menutup mata sejenak untuk meredam rasa sakit yang luar biasa karena pukulan Marcell yang masih sekuat dulu.

Perlahan Leo maju lalu menepuk wajah Marcell, mengecek. Karena tak ada pergerakan, Leo langsung membopong tubuh Leo dibantu dengan Reina.

"Lo, kalau lo masih nangis mending gak usah ikut!" Tajamnya, membuat Reina dengan cepat menghapus air matanya, walau lagi-lagi menetes dari sudut matanya.

Leo memutar matanya, "Dia bakal baik-baik saja! Jangan menangis lebay seperti itu!" Entah mengapa tapi Leo sangat tidak suka jika melihat anak perempuan menangis seperti itu.

Reina hanya mengangguk, walau sebenarnya dalam hati ingin sekali menendang kepala Leo.

Akhirnya Leo dan Reina membawa Marcell menuju UKS. Dengan susah payah karena harus menuruni tangga dari lantas atas menuju lantai satu.

Betapa pegalnya Leo yang harus membopong tubuh besar Marcell. Tapi untung saja saat berada di lantai dua dia bertemu dengan teman-temannya, bukan Vidy dan Awan, membuat Reina tanpa sadar bernapas lega dan segera berlari menyusul Leo yang sudah berada jauh di depan.

Vote dan coment?
Next?🐼

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now