[37] Penyusup ganteng.

9.8K 617 65
                                    

"NGAPAIN LO DI SINI??"

Reina terjut bukan main saat sepupunya yang tinggal di Singapore, tiba-tiba berada di sini. Lebih tepatnya kamarnya! Ruang pribadinya!!!

"Justinn?!" Teriak Reina, menarik pemuda yang jauh lebih tinggi darinya itu agar turun dari kasur nya.

"Apa sih, Na?? Lo itu, ck! Dari dulu gak berubah-berubah, deh!" Gerutu pemuda tampan itu dengan mata sayup dan wajah jengkel.

"Berubah apaan, hah? Jadi power rangers?"  Reina berkacak pinggang, menatap Justin yang duduk di pinggir kasur. "Kenapa bisa lo ada di sini?"

"Ceritanya panjang. Gak akan pernah selesai kayak cerita cinta monyet lo yang suka anak pesantren!"

"JUSTINNN!!"

"Iya, sayang. Kenapa? Masih galau?"

"Eitss! Gila lo!" Reina mencegah tubuh Justin yang akan kembali tidur. Menariknya lalu mendorongnya hingga keluar. "Lebih baik lo pergi dari kamar gue dan jangan balik lagi."

Brakkk

Justin menghela napas panjang, mengelus dada sabar. Dia memutar badannya lalu pergi menuju kamar Revin yang untungnya tidak di kunci. Jadi dia bisa beristirahat di sana hingga makan malam tiba.

Beberapa jam kemudian Revin tiba, dia langsung masuk kamar karena lelah. Dan tanpa menghiraukan sekitar dia langsung melepas jaket kemudian kaos nya hingga menampilkan tubuhnya yang, wow. Dan segera masuk ke kamar mandi.

Setelahnya, pemuda itu keluar hanya dengan menggunakan handuk hitam yang menempel di area 'bawah'.

Saat akan memakai kaos, dahi Revin yang basah karena tetesan air rambut itu mengerut. Menatap sekitar, Revin menyalakan lampu saklar dan terkejut melihat ada seseorang yang tidur di kasur nya.

Reina? Mommy?

Tidak mungkin! Karena dia laki-laki.

Deddy?

Pasti masih di kantor jam segini.

Lalu... siapa?

Fiks, PENYUSUP!

Revin buru-buru memakai kaos dan mengambil kemoceng terdekat. Dengan was-was dia mendekati seseorang itu. Sialnya, wajahnya tak terlihat karena tertutup rambut dan selimut.

Revin sih merasa tak asing, tapi... haish!

"Woi.. woi... siapa lo? Woi.. bangun!!"

"Engh~" lengkuhan terdengar saat Revin menoel-noel tubuh itu.

"Heh, siapa nih? Bangun dari kasur gue!! Woi!!"

"APAAN SIH,  VIN?? BERISIK!" Teriaknya, membuat Revin cengo saat melihat wajah itu.

"Kenapa lo malah bengong? Udah, gue mau tidur! Jangan ganggu!"

1 detik..

2 detik..

3 detik..

"Justin?" Gumamnya, Revin mendekat dan memperhatikan wajah itu. "LO BENERAN JUSTIN??"

"Astaghfirulloh, apa semua orang di rumah ini suka banget teriak-teiak?! Ganggu orang tidur aja!"  Gerutunya sambil mengusap-usap telinga yang terdapat sepasang anting bulat hitam kecil.

"Ini beneran loh, Jus? Wahh..." Revin sampai menutup mulutnya melihat penampilan Justin yang berubah. Cowok yang dulunya culun kini berubah menjadi cowok bad boy banget. Fiks, efek pergaulan.

"Bukan! Ya iya lah bego! This is a handsome people!" Jawabnya sombong dengan menyugar rambut hitam setengah blonde itu kebelakang. Tampan sih, banget malah. Tapi Revin tak tertarik!

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum