[71] Musim semi

2.4K 394 90
                                    

[ hati-hati part ini bisa bikin senyum-senyum sendiri! Siapkan hati, hehe. (: ]

🌼🌻🌼🌻

🌼🌻🌼🌻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


••••




Reina tertidur, dan sekarang dalam dekapan hangat Marcell. Marcell sendiri menuruni anak tangga dari rooftop menuju lantai satu dimana anak geng nya berada.

Leo yang sudah duduk tenang dengan teman-temnnya pun menoleh saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Tapi begitu melihat Marcell dan Reina yang berada di gendongannya membuat Leo langsung membuang muka.

Dingin, wajah dan udara sekitar rasanya sangat dingin. Tapi kenapa hatinya terasa sangat panas seolah terbakar.

"Le?" Panggil Marcell dengan tenang, Leo menoleh dengan wajah datar. Sebelah alis tebalnya terangkat tinggi. Malas mengeluarkan suara.

"Reina... sama lo apa sama gue?"

Leo mengedikkan bahu acuh, kembali membuang muka. Terlalu perih saat melihat Reina nyaman di gendongan Marcell.

"Dia pacar lo kan? Mana sikap perduli lo?" Sindir Marcell dengan telak. Leo menatap tajam Marcell dengan rahang yang mengeras. Ingin sekali menyumpal mulut Marcell dengan batu bara.

"Bacot banget sih lo?! Lagian dia juga nyaman kan di gendongan lo? Ya, udah sana kalian pergi. Sialan!" Kesal Leo dengan tangan terkepal.

Marcell mendekati Leo, "Lo yakin nyerahin dia sama gue? Gak nyesel?"

Leo terdiam,



Ehem...

Awan, pemuda itu berdehem untuk memecah ketegangan yang sedang terjadi. Dia telat datang hingga melewatkan aksi bar-bar Reina tadi.

Awan menatap Leo dan Marcell bergantian. "Sebaiknya, Reina bawa dulu ke apartemen Leo. Kalau kita antar pulang, bisa berabe. Apa... perlu kita telfon Revin? Secara dia kan--"

"Gak perlu!" Sahut Leo sedikit berteriak, dia bangkit berdiri kemudian merebut Reina dari gendongan Marcell. "Pinjam mobil lo, Wan." Lalu Leo pergi dari sana dengan Marcell di belakangnya sambil membawa kunci pemberian Awan.

Leo tak berkomentar saat Marcell ternyata ikut dan mungkin juga menginap di apartemen Leo. Dia sedang sangat-sangat malas berbicara dengan pemuda itu.

Masih berjalan, Leo menatap wajah lembut  Reina. Ada kelegaan saat melihat gadis itu berda di gendongannya dengan wajah pulasnya. Meskipun hatinya tadi sakit, dan mungkin sudah patah. Leo tak akan meninggalkan Reina sendirian. Dan melepaskan gadis itu begitu saja.


----


Ke esokan paginya, Leo terbangun dari tidurnya lalu berjalan keluar kamar. Hendak menuju dapur, dan untuk sampai di sana dia harus melewati balkon. Ternyata di sana sudah ada Marcell dengan vapor di tangannya.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now