[86] Kekacauan

2.7K 465 248
                                    

"Hai, Jalang!" Sapaan mendadak itu membuat beberapa orang di sekitar menoleh, termasuk Reina yang sedang berada koridor. Hendak menuju kantin.

Melihat Viviana dkk, membuat Reina merotasikan mata jengah lalu kembali melangkah. Tapi dengan cepat gerombolan itu menghadang jalan Reina.

"Gue manggil lo, budek?" Ketus Viviana.

"Nama gue reina, bukan Jalang. Gue pikir lo manggil diri lo sendiri." Balas Reina santai.

"Asal nuduh lo. Dasar rendahan. Di bayar Revin berapa lo sampai mau tidur sama dia? Oops. Gue keceplosan guys. Hahaha!" Mereka semua tertawa dengan melemparkan tatapan mengejek.

"Maksud lo?" Reina tak paham, karena dia belum tahu gosip yang sedang panas saat ini.

"Lihat guys, dia sok polos banget ya? Pacarannya sama Kak Leo... Eh tidur nya sama Revin! Eh, kayaknya Revin gak bayar lo deh, tapi lo nya yang nyerahin diri! Hahhahahahah, murahan gak guys?"

"Huuuuuuu, dasar murahan!"

"Jijik gue."

"Murahan!"

"Murahan!"

"Murahan!"

"Murahan." Mereka semua mengerubungi Reina sambil mengatakan murahan.

Reina menggeleng kuat, kedua telinganya dia tutup rapat-rapat. "ENGGAK! GUE GAK MURAHAN!"

"Murahan!"

"Murahan!!"

"Murahannnnnn!"

Mata Reina memerah dan berkaca-kaca, dia jadi mengingat bagaimana dulu dia di bully para fans Revin karena kedekatan mereka juga tak terima jika Revin mempunyai seorang saudari seperti Reina.

Saat Reina hendak pergi, sebuah tangan mengehalanginya, mencengkeram lengan Reina. "Lepas!" Desis Reina marah.

"Gak semudah itu, Jalang! MURAHANNNNN"

Gigi reina bergemelutuk, detik itu juga langsung terdengar,

Krakk....

Reina memelintir tangan tersebut hingga patah, dengan tampang shock, emosi, dan trauma menjadi satu akhirnya Reina berlari pergi dengan air mata yang menetes.

"Revin.... hiks."

.....

Gadis itu terus berlari hingga taman belakang sekolah yang sepi. Dia meruntuhkan tubuhnya hingga duduk di bahan pohon rindang yang meneduhkan. Tangannya yang bergetar menepuk keras dadanya yang terasa sakit. Bahkan beberapa kali dia mengusap kasar air mata yang terus saja mengalir.

Sesak,

Itulah yang reina rasakan, dia benar-benar merasa bingung dan frustasi. Dulu, saat semua orang tahu status nya sebagai kakak Revin, tak ada yang suka dan membullying nya. Sekarang, saat reina menutupi status mereka, mereka yang tak tahu pun menjadi salah paham.

Tangisan reina menjadi deras saat bayangan masa lalu muncul. Dengan tersedu-sedu gadis pucat itu menjambak rambutnya erat sangking frustasinya.

"REVINNNN!" Teriaknya kencang, lalu di susul isakan yang pilu.

Entah, hingga keajaiban dari mana tiba-tiba Revin datang dengan napasnya yang memburu. Wajahnya juga pucat dan berkeringat.

Reina langsung saja menyembunyikan diri di pelukan Revin. Kedua saudara kembar itu berpelukan erat, sedang membagi rasa perasaan yang sedang ada.

"Gue gak murahan! Gue gak murahan kan, Vin? Jawab! Hiks..."

Mata Revin ikut memanas, dia menggeleng sambil memeluk sang kakak erat. "Enggak. Lo itu gak murahan! Lo itu segalanya bagi gue."

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang