[33] Semua lelaki sama saja!

10.2K 665 16
                                    

"Jadi, gimana setuju gak?"

Menggembungkan pipi, Reina melirik  sebal Leo yang sedang duduk di sampingnya. "Lo budek? Jelas-jelas jawaban gue itu, BIG NO!"

"Ck! Batu banget sih lo jadi cewek?"

"Suka-suka lah!"

Leo berpikir keras, dia harus melakukan berbagai cara agar Reina mau menerima tawarannya. "Gini," Leo menekuk kakinya dan sepenuhnya menghadap Reina. "Lo buang-buang gengsi lo deh. Gue tau lo tertarik sama tawaran gue. Secara ide itu brilian!"

Reina mendengus kasar, dari awal memang Leo itu terlihat sombong dan angkuh. Mungkin karena selain sangat tampan dan tajir, dia juga seorang ketua osis! "Brilian dari Hongkong?? Jelas-jelas rencana lo itu buruk dan gak bermutu banget!"

Leo mendelik lalu mencebikkan bibirnya, "Lo bilang apa tadi? Gue bungkem tuh mulut mampus lo."

Reina menatapnya dengan menantang, "Apa?Berani lo bungkam gue?" Ketusnya dengan kepalan tangan yang terangkat tinggi.

"Siapa takut?" Leo terkekeh sambil melipat kedua tangannya di dada. "Oh, atau lo mau ngerasain 'nginep' VVIP di sekolah, hm?" Tanyanya dengan senyum smirk.

"Ish!! Udah ah gue mau pulang! Gak guna banget liat lo."

Reina bangkit, dan hendak pergi tapi tangannya di tarik Leo keras hingga membuatnya terhuyung dan duduk di pangkuan Leo.

Reina terduduk kaku, nge-blank seketika dengan mulut terbuka.

Lucu juga nih bocah, batin Leo.

"Enak ya duduk di pangkuan cogan?" Sindir Leo, menoel pipi gembil Reina yang memerah.

Reina tersadar, buru-buru bangkit dan sedikit menjauh dari leo. "Lo!!?" Teriaknya.

"Apa?"

"What the--"

"Reina?"

"Kak Leo?"

Fuck! Lanjut reina dalam hati. Saat ia berbalik, matanya langsung melihat keberadaan Revin dan Sakura yang sedang menatapnya dan Leo dengan pandangan yang tidak bisa di artikan.

OH, GOD!


■■■♡■■■

Malam harinya, Reina mengurung diri di kamar dan menguncinya. Alasannya,  agar dia tidak di ganggu dan di teror berjuta pertanyaan Revin mengenai kejadian yang tadi.

Bahkan Reina bisa bernapas lega setelah gedoran di pintunya berhenti. Mungkin Revin kena sembur Daniar karena sudah malam tapi berisik.

Bayangkan sekarang sudah setengah satu malam, dan sepertinya dua  jam yang lalu Revin baru pulang dari nge band dan langsung menggedor-nggedor pintunya sambil berteriak seperti orang kesetanan.

Reina tak datang ke sekolah untuk ekstra renang, terlalu malas dan lelah. Jadi dari tadi dia hanya rebahan di kamar sambil makan pizza dan menyetel lagu favoritnya dengan suara keras. Menyenangkan bukan?

Tiba-tiba muncul wajah tampan yang menyebalkan di otaknya. Membuat Reina mengulurkan tangannya ke depan dan bergerak seperti meremas.

"Nyebelin nyebelin nyebelin!!! Dasar alien macan gila. Gara-gara lo Revin jadi teroris!!!! AKH MENYEBALKAN!"

Napas Reina memburu, dia benar-benar kesal kali ini. Bagaimana jika sandiwara dan rencanannya gagal karena ketua osis yang gila itu? Apalagi dia lulus sekolah masih dua setengah tahun lagi. Masih lama!!!

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu