[57] Tamu

7K 570 68
                                    

Untuk pertama kalinya, semua orang terheran dan bingung melihat sifat Revin yang sangat sensitif sedari tadi pagi. Tak ada senyum, tak ada candaan, dan sekali senggol langsung di tatap tajam. Seperti cewek pms.

Figo di buat frustasi, apalagi sekarang sedang ulangan kimia. Dia biasanya menyontek revin, dan pemuda itu tak masalah memberikan jawabannya kepadanya. Tetapi kali ini, revin benar-benar kejam karena mengacuhkannya sejak pagi dan tak mau menyontekinya.

Figo semakin di buat dongkol saat Revin yang ternyata sudah selesai mengerjakan ulangan langsung keluar kelas. Karena Pak Odi selalu menyuruh muridnya yang sudah selesai untuk menunggu di depan kelas.

Dan saat ini yang berhasil mengerjakan ulangan dengan cepat hanya ada dua, Revin dan si nerd Bila.

Dalam hati Figo menggerutu, menyumpahi Revin agar berjodoh dengan Bila. Gadis berkacamata tebal dengan rambut yang selalu di kepang serta gigi berbehel biru.

Revin sendiri duduk santai di bangku panjang depan kelas. Dia menyandarkan punggungnya ke dinding sambil memejamkan matanya, dan tak lupa melipat kedua tangannya di depan dada. Mengacuhkan Bila yang duduk di sebelahnya dengan canggung.

Revin tau... jika Bila selalu mencuri-curi pandang kearahnya.

Tapi Revin tak perduli, karena yang ada di pikirannya hanya Reina. Dia sangat khawatir dengan kondisi gadis itu. Arght!

Kelopak mata Revin sedikit terbuka, dan dari ujung matanya ia melirik jam. Jam pulang sekolah masih lama ternyata. Rasanya Revin ingin bolos saja, pulang ke rumah.

"Ka-- kamu ba-- baik - baik sa-- saja?" Tanya Bila lirih dan terbata saat mendengar Revin yang sedari tadi menghela napas berat.

Revin menoleh singkat lalu mengangguk. Kali ini dia terlalu malas untuk berbicara.

"Mu--muka kamu pu-- pucat, Rev--"

"Gapapa."

"Ya-- yakin?"

"Iya!"

Hening...

Hingga satu persatu murid keluar karena telah mengerjakan ulangan. Dan tak lama bel istirahat berbunyi, Revin langsung berdiri lalu melangkah pergi menuju toilet untuk membasuh wajahnya yang kusut.

Setelah selesai, pemuda itu pun menuju kantin.

"Lo darimana aja?? Tega banget ninggalin gue!" Sembur Figo yang baru datang sambil membawa mangkok bakso dan es teh. Lalu duduk di depan Revin yang sedang melamun dengan tangan yang mengaduk-aduk makanan.

"Tck! Kesambet lo?"

"Berisik!" Balas Revin, kembali makan dengan tak napsu.

Pemuda tampan itu berulang kali melirik ponselnya, tak fokus dan tak mendengarkan curhatan Figo.

Dia bimbang, ingin memberi pesan kepada Reina, bertanya apa gadis itu sudah makan dan bagaimana keadaanya sekarang. Tapi Dia terlalu gengsi.

Dia kan sedang marah mode on! >.<

Gak mungkin dong kalau tiba-tiba dia mengabari Reina.

"REVIN!" Teriak Figo, sampai-sampai air liurnya muncrat.

"Apasih??" Kesal Revin, mengusap tangannya yang merasa basah.

"Lo itu lama-lama bikin gue darah tinggi aja! Gue dari tadi ngomong panjang kali lebar kali tinggi sama dengan luas tapi lo cuekin, sakit!" Kata Figo lebay, sebelah tangannya meremas seragam bagian dada.

Revin hanya memutar matanya malas.

"Tuh kan, gue di cuekin!"

"Fi! Apaan sih? Lo pikir gue pacar lo? Najis tau gak?!"

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now