[13] Regret

14.4K 892 19
                                    

Revin duduk di kursi tunggu sembari menggoyangkan kakinya yang menggantung. Sesekali matanya melirik kearah ruangan dimana Sakura ditangani.

Dia menatap pergelangan tangannya lalu menghembuskan napas. Revin mendongak saat melihat ada sepasang flatshoes berwarna hijau tosca dengan pita pink berada di depannya.

 Revin mendongak saat melihat ada sepasang flatshoes berwarna hijau tosca dengan pita pink berada di depannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Revin tersenyum saat melihat sosok cantik berparas seperti orang Jepang sedang tersenyum manis kearahnya.

"Revin?" Tegur Sakura saat melihat Revin yang terus menatapnya tanpa berkedip. Membuatnya malu.

"Eh?" Revin tersadar dan buru-buru membuang pandangannya. Pemuda itu merutuki dirinya sendiri karena terpukau dengan sosok Sakura yang baru saja dia kenal beberapa menit yang lalu.

"Terimakasih dan maaf sudah membuatmu menunggu."

Revin menelan ludah saat mendengar suara halus milik Sakura. Dia benar-benar baru kali ini mendengar suara halus yang menyejukkan hati, karena pasalnya dia selalu mendengar suara teriakan dan umpatan kasar dirumah. Siapa lagi kalau bukan Reina pelakunya!

"Kamu melamun?"

Revin meringis, dia menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal. "Maaf, kamu tadi bilang apa?"

Sakura tersenyum geli, "Terimakasih dan maaf susah membuatmu menunggu."

"Oh.. tak apa. Yang penting kamu baik-baik saja." Revin membasahi bibir tipisnya, dia melirik tangan putih Sakura yang di plester. "Apa sekarang kamu sudah baik-baik saja?"

Sakura mengikuti arah pandang Revin. "Ya, berkat kamu. Aku berhutang budi padamu, Vin."

"Hm, kamu bisa aja. Aku hanya menolongmu dan kamu tidak perlu berhutang budi, Sakura!"

Lagi-lagi Sakura tersenyum, membuat jantung Revin berdetak tak karuan. Pemuda itu mengumpat sendiri karena merasa sudah gila.

"Terimakasih, Revin!"

"I-- iya.."

Hening~

"Eum, Revin? Ini sudah malam dan aku ingin pulang. Apa aku sekarang boleh pulang?"

"Hah? I-- iya ayo kita pulang!" Sakura mengangguk dan akhirnya mereka berjalan keluar klinik dengan berdampingan.

Sepanjang perjalanan banyak pasang mata yang menatap mereka berdua. Selain paras yang rupawan dan menawan Revin, wajah cantik nan imut milik Sakura yang sangat kental seperti orang Jepang membuat daya tarik sendiri.

Sesampainya di dekat parkiran Sakura berkata, "Aku pulang duluan ya ,Revin. Sampai bertemu nanti dan terimakasih sudah menolongku!"

"Iya, sama-sama. Kamu mau pulang naik apa?"

Sakura tampak berpikir sebelum menjawab, "Eum, mungkin ojek atau taxi?"

"Bagaimana kalau aku antar? Bu-- bukannya apa-apa cuma keadaanmu sekarang kan lagi sakit. Jadi aku tak tega."

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora