[46] Complicated

10.3K 664 78
                                    

Satu sekolah yang semula ramai semakin di buat ramai oleh kedatangan Leo dengan Reina di boncengannya. Semua mata seakan-akan tertarik dan tak mau lepas dari mereka. Dan pastinya semua mulut seakan-akan tak berhenti untuk bergerak membicarakan keduanya.

Dan Reina benci itu, gadis berwajah datar itu langsung turun, membuka helm dengan cepat kemudian menyodorkan helm itu dengan kasar kepada Leo. Setelahnya dengan jurus seribu bayangan Reina berjalan pergi meninggalkan Leo.

Selama perjalanan banyak sekali rintangannya. Dan matanya juga terasa akan lepas dari sarangnya karena Reina akan memelototi siapa saja yang berani menatapnya dengan terang-terangan.

Galak!

"Babe!" Sapa Leo yang tiba-tiba saja berjalan di samping Reina sambil merangkul pundak gadis itu santai.

Dasar Ketua osis gila!!! Jerit Reina dalam hati.

Reina mendengus, melepaskan rangkulan itu dan kembali berjalan cepat.

Leo tersenyum miring, tak gentar dan kembali mengejar Reina yang cuek plus jutek. " Mau kemana sih buru-buru banget? Kayak di kejar setan aja."

"Ya! Setannya lo!" Ketusnya tanpa menoleh.

Leo tertawa, menahan kedua pundak Reina agar gadis itu berhenti. Belum sempat Reina protes, Leo terlebih dahulu mencubit kedua pipinya. "Lucunya pacar ku ini."

Iughttttttt,

Rasanya Reina ingin muntah, apalagi banyak yang mencie-ciekan keduanya. Oh god...

"Lo apaan sih? Gilak?! Lepasin." Teriaknya.

"Manisnya..." leo dengan sengaja mengapit kedua pipi Reina hingga bibirnya mengerucut.

"Mahanis darie hongkuong!" Gerutu Reina tak jelas, yang semakin membuat Leo dan mereka semua tertawa.

Kemarahan sepertinya sudah di ubun-ubun. Tangan Reina pun tak diam, tangan gadis itu juga langsung mengapit kedua pipi leo dan menekannya dengan keras hingga Leo mengaduh.

"Mampus." Umpatnya kemudian berlari pergi.

Leo tak berniat mengejar Reina yang menaiki anak tangga seperti kesetanan. Ketua osis tampan itu hanya mengusap pipinya yang sepertinya merah. Dia jadi geleng-geleng kepala.

Dasar! Gadis nakal.

"Pacar gue gemesin banget." Kekehnya lalu melenggang pergi menuju ruang osis.

"Lo gapapa?" Heran Ajeng saat melihat Reina masuk dengan seragam yang berantakan dan banjir keringat. "Lagi lari marathon? Atau di kejar tuyul??"

Reina menghempaskan pantatnya, mengusap keringatnya. Dia sungguh kesal dengan Leo. "Yang ini lebih nyebelin dan horor dari tuyul!"

"Serius?"

"Dua rius. Bagi minum dong," pinta Reina. Ajeng pun mengambil botol minumnya lalu memberikannya kepada Reina, dan langsung di tengguk cepat oleh gadis itu.

"Haus apa doyan?"

"Tck! Gue ganti ntar."

"Hehe, ashiap santuy!" Setelahnya mereka tak melanjutkan ucapannya karena bel masuk berbunyi dan tak lama guru pun memasuki kelas.

🍑

Sungguh, Reina tak tau harus berbuat dan berpikir bagaimana lagi. Sepertinya jenglot, ralat, Leo, memang akan membuat hidupnya tak tenang selama dia sekolah.

Bagaimana tidak, saat di hendak ke kantin di depan kelasnya sudah ada Leo yang sudah setia menunggunya. Seperti satpam!

Kata cewek-cewek sih itu sweet dan romantis, tapi bagi reina itu adalah hal paling enek sedunia !!

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now