[20] Activity Twins

13.2K 735 10
                                    

Sore ini Revin sudah rapi dan sudah mandi pula. Karena dia akan bertemu dengan seseorang yang 'sedikit' menarik perhatiannya.

Setelah mempomed rambutnya, dia berjalan meraih ponselnya serta dompet lalu melangkah menuruni tangga. Dia berisul ringan tanda dia benar-benar bahagia.

Kali ini Revin memakai celana jeans hitam dengan robekan dilutut dengan kaos putih yang di tertutupi Hoodie berwarna hitam. Sangat keren dan bisa membuat kaum hawa terpukau.

Reina sendiri baru saja keluar dari kamar dan juga sudah mandi, tumben sekali padahal dia paling malas kalau di suruh mandi.

Reina sendiri sudah memakai seragam Taekwondo putih yang dilapisi Hoodie warna maroon. Dia berjalan di belakang Revin dengan pandangan datar, seperti biasanya.

Kedua anak kembar itu berbelok menuju dapur, dimana Daniar sedang duduk di mini bar sambil bermain ponselnya.

"Mom?" Panggil Revin, duduk di depan Daniar.

Daniar mendongak, lantas tersenyum lembut. "Kenapa, Revin? Kamu mau kemana tumben rapi gini? Dan... Reina mau latihan?"

"Hah, Reina?" Tanya Revin bingung, dia mengikuti arah pandang Daniar yang mengarah ke belakang tubuhnya.

Revin menolehkan kepalanya ke belakang dan langsung berteriak karena terkejut melihat wajah Reina yang sangat dekat dengan wajahnya. Apalagi wajah Reina kali ini nampak horor, Dengan ke-dua matanya yang mendelik lebar dan wajahnya yang sedatar triplek.

Reina tertawa kecil lalu duduk di samping Revin dengan wajah polosnya.

Revin mengumpat dalam hati dengan sifat Reina yang selalu membuatnya kesal. Ingin sekali Revin mencekik leher kakaknya itu, tapi sayang dia tidak mau namanya di coreng dari kartu keluarga.

"Kakak mau latihan?" Tanya Daniar sekali lagi, Reina lantas mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau kamu, dek? Mau kemana?"

"Mau Ke--"

"Mau mulung kali dia!"

Revin berdecak kesal, dia lantas memiting kepala Reina hingga membuat gadis itu mengaduh.

"Gak ma! Revin mau keluar sama temen, lagian nanti juga mau nge band dulu."

Setelah berbincang sedikit akhirnya keduanya berjalan keluar rumah.

Revin menaiki motornya, dia memeluk helmnya yang berwarna hitam. Matanya menatap Reina yang bersiap untuk pergi. "Mau gue anterin gak?" Tawar Revin, karena biasanya terkadang dia lah yang mengantar Reina pergi les taekwondo.

Reina tampak menimbang-nimbang, "Boleh deh." Setelah itu Reina langsung naik ke boncengan Revin. Motor pun melaju meninggalkan rumah menuju tempat Reina berlatih.

Dua puluh menit kemudian mereka telah sampai. Reina turun lalu berdiri di samping Revin. "Thanks."

Revin menoleh, tersenyum tipis sambil mengacak-acak rambut Reina. Membuat gadis itu menggerutu sebal karena rambutnya berantakan.

"Udah pergi sono, ngapain masih di sini? Mau gue bogem?"

Revin mendengus, "Dasar teteh galak! Mentang-mentang anak taekwondo jadi semena-mena sama adek polos ini."

Reina menjitak kepala Revin sekali lalu berbalik pergi tanpa menghiraukan umpatan-umpatan Revin di belakang.

Reina berjalan memasuki gedung tempatnya berlatih. Ketika dia sudah sampai di dalam, sudah cukup banyak yang datang.

Reina duduk bersila di sudut ruangan khusus untuk sabuk hitam. Dia bersedekap dada sambil menatap sekitar. Dia bisa melihat satu hal yang menarik.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now