[15] Kesialan

13.3K 733 48
                                    

-Beri tahu kalau Typo ya guys-

RR

Reina mengerucutkan bibirnya kesal, dia mendelik kearah Leo yang sedang dengan khidmat memakan bekal yang dia buat untuk Marcell.

Mengenaskan,

Ya, saat ini Leo dan Reina sedang duduk bersebelahan di bangku tak terpakai yang berada di atas roof top. Tempat dimana Reina dan Marcell duduk kemarin.

"Katanya gak enak tapi di habiskan!" Cibir Reina melirik Leo yang sedang makan untuk suapan terakhir.

Leo mengangkat sebelah alisnya tinggi, dia menyerahkan kotak bekal yang sekarang kinclong tak tersisa nasi sedikit pun.

"Gak enak!" Kata Leo mengedikkan bahu acuh, membuang pandangannya.

"Kalau gak enak ngapain dihabiskan??" Kesal Reina sambil menutup bekalnya, hendak menggampar kepala Leo dengan bekal biru itu tapi tidak jadi karena dia masih sayang nyawa.

Tahan..

Kalau Tupperware nya rusak ntar mamy bisa-bisa ngamuk dan uang jajan dipotong!

"Kasian aja kalau gak dihabiskan. Nasinya ntar nangis!"

Reina membelalakkan matanya kaget, "Bocah!" Umpat Reina kepada Leo. Membuat Leo menatapnya garang, dan akhirnya Reina cengengesan tidak jelas.

"Kak?"

"Hm?"

"Kak Marcell kemana, ya?"

Hening,

"Kak? Telinga lo masih berfungsi kan?" Gerutu Reina membalik omongan Leo tadi.

Leo berdecak kesal, dia memandang Reina dengan lempeng. "Lo pikir gue emaknya yang tau dia dimana? Mikir dong!"

"Santai dong! Gitu aja nge gas!" Geram Reina, mengepalkan tangannya agar tidak refleks menjedotkan kepala Leo ke dinding belakang.

"Ya Lo bego banget!"

"Kampret!"

"Cari sono di Go*gle!"

"Emang bisa ya?"

"Enggak!"

"YEE. BEGO LO! SARAP!"

🎎

Revin sedang menatap makanannya tanpa napsu. Apalagi disebelahnya ada Figo yang sedang bercanda mesra dengan pacar barunya. Membuatnya bete karena menjadi 'kacang!'

Menghembuskan napas panjang, Revin bangkit dan pergi setelah pamit kepada Figo.

Revin melangkahkan kakinya menyusuri koridor dengan santai. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, terkesan keren dan cool apalagi dengan wajahnya yang tampan bak artis Korea.

Revin berhenti disebuah lapangan basket, tidak terlalu ramai dan kebanyakan memilih duduk di tribun sambil berbincang-bincang.

Revin memungut bola oranye yang berada tak jauh dari ring. Dia mengamati bola itu dan tersenyum, tangannya dengan lincah mendribble bola lalu mulai mengangkat dan melemparkan bola itu ke dalam ring. Dan,

Masuk!

Beberapa suara tepuk tangan membuat Revin menolehkan kepalanya. Matanya mengerjab lucu saat ada beberapa siswi yang sedang bergerombol di pinggir lapangan sedang memperhatikannya dengan mata-mata yang bersinar.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now