[28] Together

10.4K 652 14
                                    

Ada yang nunggu cerita ini?

••

Sepulang sekolah, Reina berjalan santai menyusuri koridor. Matanya menatap lurus dengan dagu yang terangkat tinggi.

Suasana sekolah sudah cukup sepi karena bel pulang berdering lima belas menit yang lalu.

Sebenarnya, Marcell tadi menawari Reina untuk pulang bersama karena tadi Reina berangkat bersamanya dan harus pulang bersamanya.

Reina ragu, dia hanya takut jika terlalu dekat-dekat dengan seorang pemuda, kecuali Revin. Dia masih trauma dengan kejadian di masa lalu.

Menghela napas, Reina segera mengayunkan kakinya menuju halte. Karena mereka janjian di sana.

Tapi, tiba-tiba langkah Reina berhenti. Melihat satu objek yang membuatnya terkejut sekaligus tercengang.

Menelan ludah, saat matanya melihat Marcell yang berjalan terburu-buru dan ada Vidy yang mengejarnya dibelakang.

Vidy tampak berteriak-teriak tapi Marcell acuh dan semakin mempercepat laju jalannya. Hingga, yang semakin membuat Reina tercengang adalah Vidy jatuh tersungkur dan sepertinya gadis iblis itu menangis.

Marcell berhenti, dia berbalik badan dan terkejut melihat keadaan Vidy. Buru-buru dia menghampiri Vidy lalu membopongnya menuju motornya.

Marcell terlihat begitu khawatir, kedua tangannya mengusap pipi Vidy untuk menyuruh gadis itu berhenti menangis. Dan tak lama, Marcell menjalankan motornya meninggalkan sekolah dengan Vidy diboncengannya, memeluk Marcell begitu erat.

Menutup mata sejenak, berusaha mencerna kejadian barusan. Reina merasa sudut hatinya tersentil.

Kembali membuka mata, dengan cepat Reina melanjutkan langkahnya menuju halte karena takut bus yang mengantarnya akan pergi dahulu.

Tapi, ada satu hal yang membuat Reina penasaran.

Apa... Hubungan Marcell dan Vidy? Dan, kenapa Marcell begitu khawatir kepada Vidy. Juga, kenapa Vidy mengejar Marcell? Dan... Apa Marcell orang jahat dan penghianat?

"AKH!! Sial.." umpat Reina saat pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar terus di otaknya, dan yang paling menyialkan adalah baru juga dia sampai di gerbang sebuah bus berjalan pergi dari halte. "Double Shit, Ini namanya!"

Reina bingung harus bagaimana sekarang caranya dia pulang. Revin? Pasti anak itu sudah pulang karena motornya tadi sudah tidak ada di parkiran. Ponselnya juga lowbet, tak bisa menghubungi Daniar dan Fero. Ajeng? Tuh anak sudah pulang duluan dari tadi dengan gebetan barunya. Terus dia harus pulang jalan kaki gitu? Bisa-bisa remuk tulang-tulangnya.

Tiba-tiba ada suara guntur diatas sana, membuat Reina terkejut dan menelan ludah kasar. Awan mendung bergerombol di atas sana, siap menumpahkan semua air yang akan menyuburkan bumi.

Sepertinya, Reina benar-benar sial hari ini.

Saat hendak akan pergi, sebuah motor melewatinya. Reina memicingkan matanya, melihat siapa sang pengendara. Tapi dia buru-buru memalingkan wajahnya dan berjalan cepat menuju halte saat tahu pengendara itu adalah, Leo!!!

Reina duduk sendiri di halte, seperti anak hilang. Dia harap-harap cemas semoga ada sebuah kendaraan umum yang melintas.

Angin berhembus kencang dan petir tak henti-hentinya mengeluarkan suara. Untung saja Reina memakai sweater, jadi tak terlalu dingin. Tapi kakinya yang merasa kedinginan. Terkadang Reina takut dengan suara petir, takut bila dia ikut tersambar dan menjadi gosong.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now