[36] Kegilaan Leo

9.6K 602 17
                                    

Marcell dan Reina terdiam, menatap seorang pemuda yang baru saja datang dan tanpa malu plus tanpa di persilakan duduk sudah menempelkan pantatnya di sebelah Reina.

Hening.

Kesal! Reina membanting garpunya hingga menimbulkan bunyi dentingan. Napsu makannya sudah hilang! Menguap entah kemana. Mungkin menguap hingga ke pulau Bikini Bottom!

Sudah hampir satu jam lebih tapi ketiganya masih betah untuk duduk dengan bibir yang mengatup rapat seolah-olah terkena lem G. Dan hanya saling lirik.

Membosankan bukan?

"Minggir!" Kata Reina, berdiri dari sofa. Menyesal sudah dia tadi duduk di pojok.

"Mau kemana lo?"

"Bukan urusan lo! Minggir!"

"Ck! Yaudah, jangan harap bisa lewat lo."

Menggeram kesal, ingin sekali Reina menjambak rambut hitam pekat itu agar cepat menyingkir. Bodo amat dah kalau dia itu kakak kelasnya yang berarti lebih tua dia daripada dirinya. "Pulang!"

Pemuda Itu mengangguk dua kali, "Oke. Gue anter!"

Reina membulatkan matanya, apalagi dengan lancang pemuda itu menggenggam tangannya.

"Dia pulang sama gue!" Suara berat Marcell terdengar, untuk pertama kalinya Reina melihat mata Marcell menajam.

"Bodo amat." Cuek pemuda itu, kembali menarik tangan Reina untuk pergi tapi dengan cepat Marcell menghalangi jalan.

Kedua pemuda itu saling menatap tajam. Seolah-olah siap untuk baku hantam saat ini juga. Dan siap untuk pertumpahan darah... eh, gak gitu juga kok. ^^

Reina? Sedang berusaha melepaskan cekalan erat di tangannya. Was-was jika kedua pemuda itu akan berkelahi dan namanya akan terseret.

Oh, itu gawat! Bisa-bisa jika berita itu tersebar, Reina yakin hidupnya tidak akan tenang karena di teror kedua fans mereka.

"Minggir."

"Gak akan. Dia kesini sama gue, bukan sama lo!"

"Emang gue peduli?"

"Le! Udah deh, gak usah childish!"

Leo tak terima, sebelah tangannya mendorong Marcell yang tingginya sama dengannya dengan kencang. "Gak suka, hah? Mau ribut lo? Gue jabanin!" Ketusnya dengan tampang garang.

"Astaga..." keluh Reina saat keadaan semakin runyam, apalagi sekarang banyak pasang mata yang memandang mereka penasaran. Sialnya cekalan Leo tak bisa di lepas dan dia jadi tidak bisa kabur.

Memang ya... kekuatannya kayak macan!! 11 12.

Apalagi aura Leo dan Marcell sama-sama kuat. Dan tatapan mereka, para pengunjung menatap Reina seolah-olah dia telah berselingkuh. Mengenaskan sekali.

Ya, berselingkuh dengan Marcell dan ketahuan oleh Leo. Padahal kan? T I D A K . Bukan itu faktanya. Tapi herannya, banyak sekali manusia yang selalu berpikir jika apa yang mereka lihat itu adalah sebuah fakta tanpa tau kejadian aslinya. Mereka menutup telinga saat mata sudah menatap.

Padahal, kita dianugerahi punya sepasang mata dan telinga. Mata untuk melihat kejadian dan telinga untuk mendengarkan penjelasan apa yang terjadi. Tapi, mereka hanya menggunakan satu indera saja tanpa menggunakan keduanya.

"Udah dewasa. Selalu sukannya main fisik." Marcell menghela, berusaha sabar. Dia tahu betul bagaimana sifat Leo. "Lepasin tangan lo, kasihan Reina kesakitan."

Reina mendongak saat mendengar namanya di sebut, dan tatapannya langsung bertemu dengan mata Marcell yang kembali melembut.

Perhatian sekali,

"Bukan urusan lo!" Sewot Leo, menarik Reina hingga gadis itu berdiri di sampingnya tanpa ada jarak.

Leo tersenyum miring, tangannya dengan lancar melingkar di pundak Reina. "Dia.cewek.gue! Jadi, jangan ikut campur dan minggir!" Setiap ucapan Leo penuh dengan penekanan.

Marcell sangat terkejut, begitupun dengan Reina. Melihat Reina yang masih ling lung, Leo mengambil kesempatan itu dengan membawa Reina kabur dan buru-buru mendorong Reina untuk masuk ke dalam mobil hitam sport nya.

Mengunci mobil dan langsung tancap gas. Tersenyum devil saat matanya melihat Marcell mengejar mobilnya dan berhenti karena tak akan mampu mengejar mobil sport yang melaju dengan kecepatan tinggi itu dari spion. 

"LO GILA, HAH???"

Teriakan maha dahsyat yang mampu mebuat seorang Leo merasa jika gendang telinganya akan pecah!

RR•

Brakkkkkk.

Bunyi benturan terdengar sangat keras setelah reina menutup pintu. Menatap datar dan kesal seorang pemuda gila di dalam mobil.

Melihat senyumannya yang bikin keki, reina memutar tubuhnya dan berjalan cepat memasuki rumahnya tanpa menoleh ke belakang dan tanpa bicara satu kata pun. Membuat pemuda di sana terkekeh kecil. Lalu menjalankan mobilnya pergi.

Rumah terlihat sangat sepi, tak ada orang. Langsung saja dia menuju dapur. Menegak rakus air dingin lalu menyenderkan tubuhnya pada kulkas besar. Menutup matanya sejenak sambil mengatur napas.

Kacau! Benar-benar kacau!!

Mengusap wajah kasar, Reina melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Membuka pintu, membuang tas di sofa malas lalu menjatuhkan diri di atas kasur.

Kok... aneh? Rasanya... ada yang mengganjal.

Reina bangkit, mengerutkan dahi saat melihat kasur nya tak datar tapi ada sebuah benjolan.

Reina mengambil sapu kamar, menusuk-nusuk benjolan itu.

Bergerak!!!

Reina menggigit bibir bawahnya, memantapkan hati untuk memukul keras benjolan tersebut.

Apa.. itu kecoa raksasa? Atau... maling??

Ghost!!!

1

2

3

Bughttt... bughttt.. akhhh!!!

Hah?

"NGAPAIN LO DI SINI??"

Tbc--

Ciee, mana nih yang kemarin nebak kalau dia itu Leo.. Wkwk. 😜🤭
And, siapa tuh yang di kamar Reina?

Jangan lupa untuk vote comment and share,

🌟🌟🌟

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now